Harga Emas Hari Ini Melorot dari Level Tertinggi, Saatnya Beli?

Harga emas hari ini turun 0,17% dan ditutup pada level USD 3.419,40 per ons, sementara pasar saham menguat karena adanya harapan meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 23 Apr 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Harga emas hari ini turun 0,17% dan ditutup pada level USD 3.419,40 per ons (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah pada Selasa, setelah sebelumnya melonjak ke rekor tertinggi. Turunnya harga emas ini akibat kekhawatiran investor atas ancaman Presiden Donald Trump terhadap independensi Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Rabu (23/4/2025), logam mulia ini turun 0,17% dan ditutup pada level USD 3.419,40 per ons, sementara pasar saham menguat karena adanya harapan meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

Menurut seseorang yang hadir dalam pertemuan tertutup, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada investor bahwa ia memperkirakan akan terjadi deeskalasi dalam hubungan dagang dengan Tiongkok.

Tekanan Trump terhadap The Fed Guncang Pasar

Harga futures emas sempat menyentuh level tertinggi sesi perdagangan di angka USD 3.509,90 per ons pada hari Selasa, setelah sebelumnya mencetak rekor penutupan di USD 3.425,30 pada Senin.

Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak hampir 30%, termasuk kenaikan 8% sejak Trump mengumumkan tarif besar-besaran pada 2 April.

Pada hari Senin, Trump meningkatkan tekanan publiknya terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell dengan menuntut penurunan suku bunga segera dan menyebut Powell sebagai “pecundang besar.” Pasar saham bereaksi negatif, dengan indeks Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 970 poin.

 

Emas Tetap Menjadi Aset Lindung Nilai Favorit

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas tetap dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven). Bank sentral di berbagai negara terus menambah cadangan emas mereka, yang turut mendukung reli harga logam mulia ini sepanjang tahun.

“Emas terus menjadi lindung nilai yang efektif di tengah ketidakpastian perdagangan yang berlangsung,” tulis analis UBS yang dipimpin oleh Mark Haefele, Chief Investment Officer UBS Global Wealth Management, dalam catatan kepada klien pada Selasa.

Ia menambahkan, “Meskipun performa emas sudah kuat, kami melihat potensi kenaikan lanjutan. Permintaan investasi, diversifikasi oleh bank sentral, dan kondisi makroekonomi yang volatil akan terus menjadi pendorong utama.”

Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Siap-Siap Beli saat Koreksi

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP... Selengkapnya

Para investor mengambil keuntungan pada hari Kamis (17/4) setelah harga emas mencapai rekor tertinggi baru di atas USD3.350 per ons. Meski harga emas terlihat terlalu mahal (overbought), beberapa analis mengatakan bahwa tren kenaikan emas masih kuat.

Meskipun ada tekanan jual, emas tetap bertahan di kisaran USD3.300. Harga emas spot terakhir diperdagangkan di USD3.316,90 per ons, naik hampir 2,5% selama minggu ini.

BAnalis Senior di Trade Nation, David Morrison, menyebut pergerakan harga emas minggu ini, termasuk kenaikan USD100 pada hari Rabu, sebagai “blowoff top”, kondisi di mana harga naik sangat tajam sebelum terkoreksi.

“Emas naik 13%, atau sekitar USD360, hanya dalam seminggu. Jadi, wajar kalau sekarang mulai terkoreksi. Indikator teknikal juga menunjukkan emas sangat overbought, dengan MACD harian menyentuh level yang terakhir terlihat pada April 2011, sebelum harga emas mencapai puncaknya saat itu. Ini bukan berarti emas tidak bisa naik lagi, tapi pembeli harus lebih hati-hati,” kata Morrison dikutip dari Kitco.com, Senin (21/4/2025).

Dolar AS Capai Level Terendah

Ketahanan emas ini terjadi saat dolar AS melemah, bahkan mencapai level terendah dalam tiga tahun di angka 99,49.

Disiis lain, Kepala Divisi Futures & Forex di Tastylive.com Christopher Vecchio, mengatakan emas akan terus diuntungkan dari pelemahan dolar.

Meski dolar belum akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia, menurutnya kebijakan dagang Presiden Donald Trump yang tidak konsisten telah memperlemah posisi AS di pasar global.

“Kita sedang mundur dari konsep ‘Pax Americana’ (perdamaian dunia di bawah dominasi AS) ke ‘America First’, yang punya aturan main berbeda. Tidak ada mata uang lain yang bisa menggantikan dolar AS saat ini, jadi kita tetap akan pakai dolar. Tapi kita juga butuh alternatif lain dan alternatif itu adalah emas,” kata Vecchio.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya