Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengurangi porsi pembangkit listrik tenaga batu bara dan meningkatkan porsi pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan, dalam program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW).
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, penambahan jatah pembangkit yang menggunakan energi baru dan terbarukan tersebut diputuskan dalam rapat kordinasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sudirman mengungkapkan, porsi batu bara dalam proyek tersebut sebelumnya mencapai 60 persen. Kini, jatah energi batu bara program 35 Ribu MW hanya sebesar 50 persen. Sedangkan sisanya dibagi antara pembangkit gas dan pembangkit yang menggunakan energi baru dan terbarukan.
"50 persen batu bara, 25 persen gas dan sisanya 25 persen harus menggunakan energi terbarukan. Sekitar 8,5 ribu Mega Watt (MW) harus menggunakan energi terbarukan," kata Sudirman, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Sudirman menambahkan, pemerintah menambah porsi energi baru dan terbarukan karena energi tersebut akan menjadi andalan di masa depan menggantikan energi fosil yang saat ini semakin menipis. "Kenapa diputuskan demikian? Karena secara kualitas menghasilkan energi yang bersih," tuturnya.
Untuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan lebih optimal, pemerintah akan melakukan perubahan kebijakan. Salah satunya dengan memberikan kemudahan investasi dalam mengembangkan energi baru. "Tantangan berat pemerintah adalah terus melakukan perubahan regulasi untuk mendorong energi baru terbarukan, seperti untuk tarif," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa tarif jual listrik yang diproduksi oleh pembangkit yang menggunakan energi baru dan terbarukan perlu naik atau lebih mahal jika dibanding dengan tarif jual dari listrik yang menggunakan energi fosil. Langkah tersebut perlu dilakukan untuk menarik investor agar mau berinvestasi di energi baru dan terbarukan.
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki banyak potensi sumber energi baru dan terbarukan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi kelistrikan. Ia pun mencontohkan bahwa potensi listrik yang dihasilkan dari panas bumi bisa mencapai 28 ribu Mega Watt (MW).
"Kita punya kekuatan 28 ribu MW dari panas bumi, ada angin yang bisa memproduksi ribuan listrik, ombak dan matahari, termasuk juga biomassa atau sampah," kata Jokowi.
Ia mengakui, biaya pengembangan energi dan terbarukan memang tidak murah. Namun, hal tersebut tidak harus menjadi alasan untuk menghindari mengembangkan energi tersebut.
Oleh karena itu, untuk menarik investor agar mau mengeluarkan dana untuk mengembangkan listrik dari energi baru dan terbarukan, pemerintah akan memberikan insentif khusus. Selain itu, pemerintah juga akan menaikkan tarif jual listrik dari pembangkit listrik yang berasal dari energi baru dan terbarukan.
"Meskipun mungkin biayanya lebih mahal sedikit, saya rasa tidak masalah. Diberi insentif khusus untuk pembangkit listrik ramah lingkungan dan rate dinaikkan sedikit," tuturnya.
Presiden Jokowi berharap, langkah pemberian insentif tersebut akan efektif untuk meningkatkan minat investor menanamkan modalnya dalam pengembangan energi yang ramah lingkungan. "Biar berbondong-bondong. Jangan andalkan batu bara kalau habis, bingung nanti," pungkasnya. (Pew/Gdn/hdy)
Porsi Pembangkit Batu Bara di Program 35 Ribu MW Mengecil
Potensi listrik yang dihasilkan dari panas bumi bisa mencapai 28 ribu Mega Watt (MW).
diperbarui 15 Jul 2015, 13:06 WIBDiterbitkan 15 Jul 2015, 13:06 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Final Four Livoli Divisi Utama 2024: Indomaret Tanpa Dimas Saputra, Rajawali Pasundan Akan Diperkuat Farhan Halim
Jokowi Tak Masuk Struktur Golkar, Bahlil: Kita Hargai sebagai Tokoh Bangsa
Peluang Besar Herjun dan Kiandra Ulangi Jejak Seniornya di AHRT Juara AP250 ARRC 2024
Ditresnarkoba Polda Sulut Tangkap Tersangka Pengedar Sabu 16,66 Gram di Manado
Melihat Rumah Modular LG Smart Cottage, Dibangun Hanya 2 Hari dan Bisa Hasilkan Energi Sendiri
Jangan Jadikan Doa sebagai Sarana, Seharusnya Begini supaya Berkah Kata Buya Yahya
Metrosexual Adalah: Fenomena Gaya Hidup Pria Modern
Rekap Hasil Korea Masters 2024: 3 Wakil Indonesia Lolos ke Perempat Final
Neuroscience Adalah: Menjelajahi Misteri Otak dan Sistem Saraf
Erick Thohir: Bulog Butuh Suntikan Rp 26 Triliun Buat Operasi Pasar Biar Tak Utang
Top 3 Berita Hari Ini: Lebih Tinggi dari Orangtuanya, Kemunculan Barron Trump di Pidato Kemenangan Donald Trump Bikin Salah Fokus
Runvestasi 2024 Hadir, Investasi Bisa Dimulai dengan Modal Rp 10 Ribu