Liputan6.com, Jakarta - Bisnis properti memerlukan pengetahuan dan strategi tersediri. Lantaran, properti merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan kelihaian dalam menentukan lokasi, waktu dan pembiayaan yang tepat.
Memiliki modal saja tak cukup untuk investasi properti. Tanpa pengetahuan dan strategi yang mumpuni, bisa jadi justru Anda merugi, dan hal ini telah dialami banyak orang. Demikian mengutip dari laman www.rumah.com, Senin (10/8/2015).
Terlalu mendengar janji manis pengembang akan indahnya capital gain tak jarang dapat membuat Anda "mabuk", dan tak banyak berpikir saat membeli properti. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar Anda dapat investasi properti dan memperoleh kekayaan dari bisnis itu:
Advertisement
1. Jangan Terburu-buru
Sebelum memulai investasi, sangat penting untuk membuat pertimbangan. Perlu diingat, properti adalah investasi jangka panjang. Jika Anda ingin mendapatkan laba dari bisnis ini, jangan pernah berpikir untuk menjualnya dengan terpaksa.
Banyak investor melakukan pembelian setelah mendengarkan iming-iming dari pengembang, tanpa menghitung untung rugi. Mereka harusnya mencari opini kedua, seperti dari agen properti setempat untuk mendapat gambaran investasi properti di kawasan itu, sebelum investasi.
2. Jangan Letakkan Telur dalam Satu Keranjang
Konsep ini sebenarnya berlaku umum dalam berbisnis. Berinvestasi properti yang beragam dapat mencegah Anda menghadapi kesulitan saat laju investasi properti Anda menurun.
Diversifikasi investasi properti dapat dilakukan dengan membeli properti di kawasan berbeda, atau jenis properti yang berbeda, misalnya rumah, ruko, apartemen, dan lain-lain.
Lantaran properti bersifat lokal maka pertumbuhan nilai investasi pun berbeda-beda. Begitu pula jenis investasi properti yang berbeda pertumbuhan investasinya, terutama jika dilihat dari "jam investasi properti".
3. Memberi Nilai Tambah
Salah satu cara terbaik untuk memeroleh untung dari properti adalah memberi nilai tambah dari properti itu. Properti yang tampak tak menarik bahkan bisa memberikan keuntungan jika diberi nilai tambah.
Misalnya, Anda dapat membangun warung untuk rumah yang disewakan. Hal ini tentu mendatangkan nilai sewa lebih dari pada sekadar menyewakan rumah.
4. Menguasai Pasar Lokal
Hal ini terdengar mudah, namun ketika membeli properi yang jaraknya sangat jauh, ceritanya bisa berbeda. Lantaran, setiap pasar atau kawasan memiliki karakteristik, regulasi, fasilitas pendukung dan infrastruktur tersendiri yang berbeda dengan kawasan lain.
Untuk mengetahui seluk beluk pasar properti setempat, Anda dapat menanyakan kepada agen properti yang beroperasi di kawasan itu. Tanyakan lokasi mana dan jenis properti apa yang paling potensial, serta berapa harga pasar yang tepat untuk properti itu.
5. Anda Bisa Mulai dari Rumah
Jika Anda mendekati usia pensiun, dan tinggal di rumah yang terlalu besar, Anda dapat mempertimbangkan rumah itu menjadi dua atau tiga rumah sewa.
Anda dapat tinggal di salah satu rumah pecahan itu, sekaligus mengelola rumah sewa. Hal ini sangat mungkin dilakukan, terutama bila Anda tak memiliki pendapatan lain.
6. Cari Mitra Propersional Terpercaya
Jika Anda investor baru, dan tak berpengalaman, ada baiknya Anda menggandeng partner profesional untuk membangun portofolio properti Anda. Pilihlah mitra tepat dan dapat Anda percaya, dengan keahliaan di bidangnya masing-masing.
Mendapatkan mitra investor, kontraktor, pengacara dan akuntan baik dan terpercaya tidak hanya dapat memaksimalkan keuntungan Anda, tetapi juga akan memberi ketenangan da kenyamanan selama proses pembangunan properti yang sangat kompleks.
7. Jual Rumah Menambah Modal
Jika Anda berpikir untuk menjual rumah Anda untuk menambah modal, dan memulai portofolio properti Anda. Pertimbangkan untuk membuat nilai tambah dengan beberapa perbaikan. Menurut survei Zoopla, penambahan ruang di rumah Anda dapat meningkatkan nilai properti 20 persen.
8. Manfaatkan Suku Bunga KPR Rendah
Bunga KPR rendah memungkinkan Anda untuk mengembangkan portofolio properti dengan cepat. Sebagai contoh, dengan investasi awal Rp 200 juta, Anda dapat meningkatkan portofolio properti menjadi Rp 1 miliar.
Bagaimana caranya? Lakukan strategi pembelian beberapa properti di saat yang hampir bersamaan, tentu properti harus berada di kawasan prospektif. Misalnya, Anda membeli delapan properti senilai Rp 100 juta dengan uang muka (DP) masing-masing Rp 25 juta.
9. Survei Yield yang Dapat Diperoleh
Yield dari hasil menyewakan properti berbeda di setiap kawasan dan setiap jenis properti. Banyak agen properti yang menjanjikan imbal hasil besar untuk properti yang mereka pasarkan.
Namun sebaiknya Anda tak segera memercayainya. Akan lebih baik jika Anda melakukan srvei untuk mendapatkan masukan benar-benar independen.
Sebagai patokan, imbal hasil rata-rata kawasan Jabodetabek dengan syarat kondisi normal, tak ada gejolak politik maupun ekonomi untuk tanah 2 persen-5 persen per tahun, rumah (2%-5%), kondominium (6%-10%), ruko (2%-4%), perkantor strata title (6%-10%), dan pergudangan (2%-5%). (Ahm/Igw)