Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa pemboman di sebuah kuil di Bangkok diyakini akan mengganggu sektor pariwisata Thailand. Apalagi salah satu tujuan wisata favorit orang Indonesia ke negara ASEAN adalah Thailand. Sementara di sektor perdagangan, hubungan antara Indonesia dan Negeri Gajah Putih ini diprediksi tetap berjalan normal.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adi Lumaksono mengungkapkan, peristiwa bom di Bangkok tidak akan mengganggu kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Thailand.
"Kita masih impor kendaraan bermotor seperti kendaraan sedan, produk pertanian karet dari Thailand. Tapi kita juga ekspor Kijang dan lainnya. Dalam hubungan dagang, tidak akan terpengaruh aksi pemboman, karena peristiwa tersebut bisa terjadi di mana saja. Hubungan dagang tidak terpengaruh isu-isu seperti itu," jelas dia di kantornya, Jakarta, Senin (18/8/2015).
Advertisement
Dampak paling terasa, kata Adi, pemboman akan mencederai sektor pariwisata di Thailand. Dia memperkirakan, kunjungan wisatawan ke Negeri Gajah Putih ini bakal menyusut karena kejadian memilukan itu.
"Sektor pariwisata bakal terpengaruh sekali, apalagi tujuan wisata orang Indonesia ke ASEAN salah satunya Bangkok Thailand karena murah. Dengan adanya pemboman, bisa saja turis membatalkan kunjungannya. Jadi kami prihatin dengan peristiwa tersebut, diharapkan perekonomian Thailand bisa pulih kembali," harap dia.
Insiden bom di Thailand terjadi di luar sebuah kuil agama di pusat Bangkok pada Senin malam. Setidaknya 16 orang tewas dalam insiden itu, Sementara media lokal menyebut korban tewas mencapai 27 orang dengan lebih dari 80 manusia terluka.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Saat Kuil Erawan yang berada di persimpangan jantung Kota Bangkok Thailand penuh sesak dengan jemaah dan wisatawan. Bagian tubuh manusia berserakan di seberang jalan usai bom meledak.
Dituding ledakan berasal dari sebuah sepeda motor yang sarat bahan peledak. Lainnya menduga, bom ditanam di bawah sebuah bangku.
(Fik/Ndw)