Rupiah Terpuruk, Ketua DPR segera Panggil BI

Pelemahan rupiah berimbas ke APBN-P 2015.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 26 Agu 2015, 11:36 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 11:36 WIB
Setya Novanto Ketua DPR, Fadli Zon Wakilnya
Setya Novanto (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan DPR akan segera memanggil Bank Indonesia (BI) untuk membahas pelemahan nilai tukar rupiah yang kini sudah mencapai angka 14 ribu per dolar Amerika Serikat‎ (AS).

Ketua DPR Setya Novanto ‎menilai melemahnya rupiah bisa berdampak kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Untuk itu, parlemen akan segera melakukan rapat dengan BI untuk mencari solusi agar rupiah kembali menguat.

‎"Jadi kenaikan dolar ini neraca fiskal kita perlu jadi perhatian. Dolar bisa berpengaruh terhadap APBN karena ini berkaitan dengan situasi di rupiah. Pimpinan DPR akan segera panggil BI untuk rapat," kata Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Selain itu, Setya juga telah meminta Komisi XI DPR yang membidangi perbankan untuk berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar mengaudit BI.

"‎Kami telah meminta Komisi XI DPR agar minta BPK bisa berikan audit kepada BI dengan tujuan tertentu. Kita harapkan bisa terkendali," tandas Setya.

Presiden Jokowi sebelumnya menegaskan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akibat dua faktor yakni internal dan faktor eksternal.

‎Jokowi menambahkan, pemerintah sudah berusaha untuk menjaga agar rupiah kembali menguat. Salah satunya adalah intervensi Bank Indonesia (BI) dengan mengeluarkan instrumen-instrumen.

Selain itu, Menteri Kordinator (Menko) Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan telah berusaha menjaga dengan mengeluarkan beragam regulasi. (Taufiq/Ndw)

Pimpinan DPR Akan Panggil BI Bahas Rupiah
To: berita liputanenam <berita.liputan6@gmail.com>


Pimipan DPR akan segera memanggil Bank Indonesia (BI) untuk membahas melemahnya nilai tukar rupiah, yang kini sudah mencapai angka Rp 14 ribu per Dollar Amerika Serikat‎.

Ketua DPR Setya Novanto ‎menilai, melemahnya rupiah bisa berdampak kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan rapat dengan BI untuk mencari solusi agar rupiah kembali menguat.

‎"Jadi kenaikan dollar ini neraca fiskal kita perlu jd perhatian. Dollar bisa berpengaruh terhadap ABPN negara kita, ini berkaitan dengan situasi di rupiah. Pimpinan DPR akan segera panggil BI untuk rapat," kata Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Selain itu, Setya mengungkapkan, pihaknya juga telah meminta Komisi XI yang membidangi perbankan untuk berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar mengaudit Bank Indonesia.

"‎Kami telah meminta Komisi XI agar minta BPK bisa berikan audit kepada BI dengan tujuan tertentu. Kita harapkan bisa terkendali," tandas Setya.

Presiden Jokowi sebelumnya menegaskan, bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat 2 faktor yakni internal dan faktor eksternal.

‎Jokowi menambahkan, pemerintah sudah berusaha untuk menjaga agar rupiah kembali menguat. Salah satunya adalah intervensi Bank Indonesia (BI) dengan mengeluarkan instrumen-instrumen. Selain itu, Menteri Kordinator (Menko) Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan telah berusaha menjaga dengan mengeluarkan beragam regulasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya