Mantan Menkeu Fuad Bawazier: Pemerintah Harus Turunkan Harga BBM

Harga minyak di pasar dunia sudah anjlok dan diperkirakan akan terus melemah dalam jangka waktu cukup lama.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Agu 2015, 10:02 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 10:02 WIB
Nilai Tukar Gonjang-ganjing Bikin BBM Oktan 92 Keatas Naik
Foto: Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia amblas hingga menyentuh level US$ 40 per barel. Sayangnya, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini masih mempertahankan harga jual bahan bakar minyak (BBM) dengan alasan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Pengamat Ekonomi, Fuad Bawazier mengatakan, pemerintah Jokowi seharusnya segera menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia sudah turun tajam.

"Saya minta turunkan harga BBM karena memang sudah seharusnya. Masa pemerintah disubsidi rakyat," tegas dia saat berbincang usai Diskusi 'Rupiah Terkapar, Bagaimana dengan Bisnis?,' di Jakarta, Rabu (26/8/2015) malam.

Alasannya, menurut Fuad, harga minyak di pasar dunia sudah anjlok dan diperkirakan akan terus melemah dalam jangka waktu cukup lama. Saat ini, harga minyak dunia terjun bebas dikisaran US$ 40 per barel, bahkan diramalkan akan menyentuh US$ 10 per barel. 

"Kelihatannya tidak akan naik lagi atau kecenderungannya turun lama. Jadi harga BBM harus ikut turun baik untuk konsumsi maupun industri supaya kita lebih kompetitif," jelas dia.

Dirinya mengaku bahwa pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang cukup dalam akan terkompensasi dari merosotnya harga minyak dunia. Dengan kondisi tersebut, Fuad bilang, pemerintah sudah mengantongi laba bersih dari penurunan harga minyak.

"Pemerintah jangan curang. Kalau mereka sudah kerja benar, pasti ada laba bersih minyak. Sayangnya menghitung harga sekarang kan tidak transparan. Jangan giliran harga minyak naik, semangat naikkan harga BBM, tapi giliran turun, pura-pura diam," kata Fuad. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya