Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendorong penggabungan dan pembentukan holding BUMN pada yang bergerak pada sektor yang sama. Dengan holding ini, diharapkan perusahaan plat merah akan semakin kuat dan mampu bersaing.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, holding sektor menjadi program kerja kementeriannya pada 2016, di mana pada tahun depan pihaknya akan melihat BUMN dari sektor mana saja yang memiliki potensi besar untuk digabungkan.
"Holding sektoral adalah kita melihat per sektor apakah kemungkinan memang yang dapat dilakukan apakah kita membuat holding-holding per sektoral dulu gitu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Menurutnya, penggabungan BUMN pada sektor yang sama ini diharapkan akan memicu kinerja perusahaan BUMN dan membuat BUMN lebih kuat untuk agar bisa bersaing dengan perusahaan lain.
"Sehingga umpanya di sektor perkebunan ada, di sektor energi, disektor perhotelan mungkin gitu," tandasnya.
Gagasan untuk membentuk holding sektoral perusahaan plat merah ini sebenarnya telah mengemukan sejak beberapa tahun lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta Rajasa menyatakan bahwa jumlah BUMN yang besar membuat kerja BUMN tidak fokus.
Sebelumnya, Direktur Utama Pindad, Silmy Karim mengungkapkan demi menciptakan industri pertahanan yang mandiri, dirinya mengusulkan untuk dibentuk holding perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
"Holding perusahaan industri pertahanan itu urgency-nya memeprcepat kemandirian itu, efisiensi mulai dari pembiayaan, SDM, perencanaan dan sebagainya," kata Silmy di kantor pusat Pindad.
Dia mencontohkan salah satu hal yang membuat kendala adalah plopeler. Dimana selama ini pembuatan dilakukan oleh PT Dahana (Persero) namun dalam hal penyediaan bahan peledak ada di PT Pindad.
Rini pun mengaku sangat mengapresiasi apa yang diusulkan oleh Direktur Utama PT Pindad (Perero) mengenai pembentukan induk usaha atau holding perusahaan BUMN di sektor pertahanan.
Namun begitu, Rini masih mengkaji apakah akan melakukan holding bagi perusahaan BUMN di sektor pertahanan atau holding perusahaan BUMN di sektor strategis.
"Apakah holding industri strategis atau holding industri pertahanan, ini yang sedang kita lihat apa-apa saja yang menjadi bagaian itu," kata Rini. (Dny/Gdn)
Holding Sektoral Bakal Jadi Program Kementerian BUMN di 2016
Penggabungan BUMN pada sektor yang sama ini diharapkan akan memicu kinerja perusahaan BUMN.
Diperbarui 07 Sep 2015, 21:29 WIBDiterbitkan 07 Sep 2015, 21:29 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
2 Mahasiswa UMTS Diduga Gelapkan Uang Kuliah Rekan-rekannya, Kerugian Kampus Rp1,2 Miliar
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 23 Februari 2025
Wamendagri: Retret di Magelang Memperkuat Sinergi Antarkepala Daerah
Damkar Sigap Bantu Kiky Saputri Lepaskan Cincin Jelang Melahirkan Anak Pertama
Perbedaan Waktu Imsak dan Subuh, Berikut yang Harus Diikuti untuk Mengetahui Batas Waktu Sahur
Sudah Sholat Tarawih dan Witir, Apakah Boleh Sholat Tahajud? Begini Penjelasan UAH
Pasutri di Bandar Lampung Tewas Tertimpa Longsor Saat Makan Malam
Apakah Makan Sahur Sudah Termasuk Niat Puasa Ramadhan? Biar Tak Salah Paham, Baca Penjelasan Ini
Cerita Petani Transmigrasi 5 Desa Tuntut Keadalian Agraria sampai Menginap di ATR/BPN Jambi
Wamendikdasmen Fajar Pastikan Pendidikan Bermutu untuk Semua, Termasuk Sekolah Swasta
Orangtua Tidak Pernah Sholat Meninggal, Apakah Bisa Diganti Fidyah? Simak Penjelasan Gus Baha Sekaligus Solusinya
4 Klub yang Bakal Bersaing Perebutkan Victor Osimhen di Musim Panas 2025: Nomor 1 Manchester United