Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mengakui bukan hal mudah dalam merealisasikan proyek kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW). Ada beberapa tantangan yang harus dihadpi PLN sebagai operator penyedia listrik.
Seperti yang dikutip dari data pemaparan PLN saat rapat dengan komisi VII DPR RI, Minggu di Jakarta (13/9/2015). Tantangan utama PLN dalam menjalankan program listrik tersebut adalah permodalan yang kuat.
"Perlu segera memperkuat struktur permodalan untuk menjaga rasio keuangan," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Advertisement
Menurutnya, perlu percepatan dan kejelasan penjaminan pemerintah untuk pendanaan terutama untuk proyek skala besar. Dia juga berharap ini menjadi perhatian khusus.
Mantan Direktur Utama BRI ini juga menyebut, dibutuhkan integrasi yang kuat dalam pembangunan pembangkit, transmisi dan gardu induk.
Tantangan berikutnya adalah pengadaan tanah yang terbentur regulasi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Pengadaan tanah membutuhkan waktu 488 hingga 752 hari dan harus selesai sebelum penunjukan pengembang.
Dikatakan Sofyan, hal lain juga terkait perizinan yang membutuhkan penyelarasan dan akselerasi oleh pemerintah pusat dan daerah sehingga perlu waktu yang lama. Sementara pengadaan pengembangan harus selesai paling lambat kuartal empat 2016 untuk pembangkit PLN dengan kapasitas 9815 MW.
(Pew/Zul)