Angkasa Pura Harus Cabut Biaya Distribusi Agar Harga Avtur Turun

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pembentukan harga avtur salah satu adalah biaya pungutan dari operator bandara.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Sep 2015, 17:33 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 17:33 WIB
Bandara Soetta
Bandara Soetta. (Foto Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II seharus menghapus pengenaan biaya penyaluran avtur jika ingin harga jual bahan bakar tersebut lebih murah.

Pengamat Energi Dari Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria mengatakan, lebih mahalnya harga avtur di Indonesia jika dibandingkan dengan harga avtur di Singapura atau Malaysia, disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah pungutan oleh operator bandara.

Menurutnya, Sebagai badan Usaha Milik Negara (BUMN), Angkasa Pura I dan II seharusnya menjadikan PT Pertamina (Persero) yang merupakan produsen avtur, sebagai mitra yang menunjang operasional utama.

Dengan begitu, Angkasa Pura harusnya membebaskan Pertamina dari kewajiban dan beban biaya apapun dalam memasok avtur bagi pesawat pesawat yang ada. "Harusnya membebaskan Pertamina dari kewajiban dan beban biaya," kata Sofyano, di Jakarta, Senin (14/9/2015).

Ia menambahkan, faktor lain yang membuat harga avtur mahal karena di bandara luar negeri seperti Changi Singapura dan Bandara Kuala lumpur Malaysia, dilakukan dari supply point yang sangat dekat yang membuat biaya transportasi di bandara tersebut lebih murah dibanding biaya transportasi avtur ke bandara bandara yang ada di Indonesia.

"Ini tentunya juga yang menjadikan lebih mahalnya harga avtur BUMN Pertamina," tuturnya.

Ia mengungkapkan, bandara di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia dan sudah pasti hal ini berpengaruh terhadap biaya distribusi avtur.

"Jika avtur itu diimpor maka biaya ongkos angkut avtur ke Indonesia tetap saja akan lebih mahal dari harga avtur di Singapura," paparnya.

Sebelumnya, harga avtur Indonesia disebut lebih mahal ketimbang harga internasional, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, karena itu PT Pertamina (Persero) mengajak buka-bukaan pembentukan harga avtur jika harga avtur ingin diturunkan.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pembentukan harga avtur salah satu adalah biaya pungutan dari operator bandara.

Menurut Bambang, jika Pertamina dituntut menurunkan harga avtur seharusnya unsur lain yang mempengaruhi harga avtur seperti operator bandara melakukan buka-bukaan.

"Seharusnya seluruh fungsi terkait buka-bukaan untuk menurunkan harga tersebut termasuk mencabut subsidi silangnya," tutupnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya