Agus Marto: Dunia Ingin Ketidakpastian The Fed Berakhir

Ekonom dan analis mengatakan besar kemungkinan suku bunga akan naik

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Sep 2015, 10:58 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2015, 10:58 WIB
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan hampir seluruh negara berharap kondisi ketidakpastian karena rencana kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) akan segera berakhir. Kebijakan itu dinantikan dalam rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) di The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Jumat pekan ini (18/9/2015).

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengungkapkan, sejumlah pakar ekonomi maupun analis memprediksi The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga pada rapat tersebut. Sebab sinyal penyesuaian ini sudah disampaikan The Fed.

"Di FOMC, begitu banyak negara mengharapkan ketidakpastian ini berakhir. Ekonom dan analis mengatakan besar kemungkinan suku bunga akan naik karena mereka sudah sampaikan jika ada penyesuaian, pasti signifikan dan dilakukan berkala," tegas dia di Gedung DPR, semalam (16/9/2015).

Agus menyerahkan sepenuhnya keputusan ini kepada The Fed. Dia menilai, Bank Sentral AS akan memperhatikan dampak dari kebijakan tersebut kepada seluruh negara di dunia, termasuk negara berkembang dan negara sedang bertumbuh.

"Tapi kebijakan yang diambil pasti terbaik buat negaranya. Kami sudah dengar itu, karena hampir semua negara ingin ketidakpastian ini hilang. Semua kembali lagi tergantung pengambil kebijakan di AS. Kami simpulkan ketidakpastian dunia tinggi," terang Agus.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,3 persen ke level 14.378 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin (15/9/2015) pukul 09.40 WIB. Sejak pagi hingga siang kemarin, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.333 per dolar AS hingga 14.378 per dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah kembali terkikis 0,3 persen menjadi 14.371 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.322 per dolar AS.

Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah dikarenakan para pelaku pasar mengantisipasi keputusan suku bunga AS oleh The Fed, yang dijadwalkan akan diumumkan pada pekan ini.

"Antisipasi keputusan The Fed, Jumat dini hari di Indonesia akan diputuskan," kata Ariston. (Fik/Zul)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya