Orang Miskin Bertambah, Pemerintah Sibuk Salurkan Raskin ke-13

Penyaluran rastra ke-13 dan 14 merupakan salah satu poin dalam kebijakan ekonomi untuk menstimulus daya beli masyarakat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Sep 2015, 08:15 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 08:15 WIB
Beginilah Aktivitas Warga Miskin Di Pinggiran Jakarta
Hampir semua penduduknya menaruh harapan hidup dari laut. Meski hasil tangkapan mereka tidak menentu, mereka tetap semangat menjalani kehidupan yang serba kekurangan, Banten, sabtu (6/9/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan penyaluran beras miskin (raksin) yang saat ini bernama beras untuk keluarga sejahtera (rastra) ke-13 pada September ini. Bantuan sosial tersebut ditujukan bagi 15,5 juta warga miskin di seluruh Indonesia.

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, rastra ke-13 sudah cair untuk beberapa daerah di Indonesia. "Target penyaluran rastra ke-13 seluruhnya pada September ini. Bantuan ini untuk 15,5 juta orang miskin dengan jumlah 15 Kg beras," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (17/9/2015).

Kata Khofifah, untuk pencairan rastra ke-14 masih harus menunggu persetujuan dari Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro. "Penyaluran rastra ke-14 sedang di exercise. Pak Menko Perekonomian sudah menyampaikannya, tinggal menunggu approval dari Menkeu," ucapnya.

Dia mengatakan, kebutuhan anggaran penyaluran rastra sebesar Rp 1,6 triliun untuk satu bulan. Dan dipastikannya bahwa beras yang didistribusikan ke rakyat miskin bukan merupakan beras impor.

"Tidak ada yang diimpor, sampai Februari 2016 cukup (stok nasional). Paling penting, rastra ke 13 dan 14 akan menjadi bantalan sosial bagi masyarakat dengan status ekonomi 25 persen terendah," tegas Khofifah.

Untuk diketahui, penyaluran rastra ke-13 dan 14 merupakan salah satu poin dalam kebijakan ekonomi untuk menstimulus daya beli masyarakat di saat kondisi ekonomi sedang sulit.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, angka kemiskinan pada Maret 2015 bertambah 860 ribu orang karena penurunan pendapatan. "Income turun tapi harga pangan tidak turun. Dampak kemiskinannya naik," kata dia.

Upaya mengurangi angka kemiskinan, terangnya, memacu penyerapan dana desa untuk pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pompa, saluran irigasi. "Kita juga menyalurkan rastra ke-13 dan 14 tahun ini. Memang tidak bisa menyelesaikan masalah seluruhnya, tapi mungkin membantu," pungkas Darmin.

Sebelumnya, Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, basis penduduk miskin di Indonesia pada bulan ketiga tahun ini sebesar 28,59 juta orang dengan prosentase 11,22 persen terhadap total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan dari realisasi jumlah penduduk miskin di periode Maret dan September tahun lalu.

"Jumlah ini terjadi kenaikan 860 ribu orang miskin dibanding realisasi jumlah penduduk miskin sebesar 27,73 juta di September 2014. Sedangkan dibanding Maret 2014 yang 28,28 juta jiwa, angka orang miskin di Maret 2015 bertambah 310 ribu," jelas dia.

Suryamin merinci, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2015 sebanyak 10,65 juta orang atau lebih rendah dibanding orang miskin di pedesaan yang mencapai 17,94 juta orang.

Sementara pada Maret 2014 penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan masing-masing 10,51 juta jiwa dan 17,77 juta jiwa sedangkan September 2014, 10,36 juta jiwa dan 17,37 juta jiwa. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya