Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengeluarkan formula pengupahan baru melalui paket kebijakan ekonomi jilid IV yang diumumkan kemarin. Namun formula ini justru mendapatkan penolakan dari sebagian buruh.
Ekonom Senior Insitute for Development for Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengatakan, sebenarnya formula perhitungan kenaikan upah yang diracik oleh pemerintah ini sudah baik dan akan sesuai dengan kondisi ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia.
"Itu sudah bagus, berani dan harus kita jalankan, jangan ragu-ragu. Upah dinaikan secara otomatis karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi, ini rumusan yang masuk akal," ujarnya di Kantor Indef, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Dia menjelaskan, formula pengupahan dari pemerintah yang mematok kenaikan upah berdasarkan besaran inflasi dan pertumbuhan ekonomi dinilai sudah menguntungkan kaum buruh. Selain itu, formula ini juga dianggap akan lebih memberikan kepastian bagi pengusaha.
"Upah harus naik berdasarkan inflasi. Kalau inflasi 10 persen berarti uang saya akan berkurang 10 persen, makanya (upah) harus dinaikan 10 persen. Dan ada ekonomi juga yang tumbuh 5 persen, berarti kan kesejahteraan naik, ini buruh harus dapat. Itu bagus. Ini juga berikan kepastian bagi dunia usaha," kata dia.
Didik menyatakan, para buruh tidak perlu khawatir bahwa pendapatannya tidak akan bisa mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut dia, jika buruh tersebut memiliki keterampilan dan bisa bekerja di tempat yang lebih baik, maka upah tidak akan lagi jadi masalah.
"Bisa saja (upah buruh naik bisa lebih dari 10 persen). Kalau dia bekerja ditempat yang bagus, dia punya keahlian yang bagus, upahnya bisa saja naik 50 persen," tandasnya. (Dny/Gdn)
Formula Baru Pengupahan Dinilai Sudah Untungkan Kaum Buruh
Sebenarnya formula perhitungan kenaikan upah yang diracik oleh pemerintah sudah baik.
diperbarui 16 Okt 2015, 18:55 WIBDiterbitkan 16 Okt 2015, 18:55 WIB
Ribuan buruh yang terdiri dari berbagai serikat, melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/10). Aksi para buruh ini untuk menyatakan penolakan mereka terhadap paket kebijakan ekonomi jilid IV. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menang Telak Atas Real Madrid di Final, Barcelona Juara Piala Super Spanyol 2025
Pemerintah Dinilai Perlu Realistis Pindahkan ASN ke IKN
Arti Mimpi Gigi: Tafsir Lengkap dan Penjelasan Ilmiah
Ahli Ungkap Topping Pizza Terbaik untuk Mengurangi Risiko Kanker
3 Toko Roti Tertua di Indonesia, Nomor Satu Ada di Banyumas, Berumur Lebih dari Seabad
Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Tak Terbebani Tekanan dan Ekspektasi Tinggi Suporter
280 Pantun Sholat yang Penuh Makna dan Inspirasi
Cara Mudah agar Sholat Diterima Allah SWT, Diungkap Gus Baha Berdasar Kitab Hikam
Pengamat: Pastikan Vendor Makan Bergizi Gratis Bukan Pengusaha Besar dengan Embel-embel UMKM
Ahli Berbagi Tips Murah Atasi Jamur Kuku di Rumah
Ini 3 Alasan Indonesia Tidak Menjadi Negara Monarki
Bolehkah Menemani Orang Lain untuk Sholat Berjamaah setelah Kita selesai Sholat? Simak Kata Buya Yahya