Liputan6.com, Jakarta - Anak akan belajar mengenal uang dari rumah. Secara tidak langsung mereka akan belajar mengenai kemandirian finansial ketika Anda memberikan uang saku. Namun, Anda harus tetap berhati-hati. Memberikan uang saku pada anak memang akan mendidik mereka untuk mulai mengenal uang, namun hal tersebut bisa menjadi bumerang apabila tidak disertai dengan pengawasan yang baik.
Seperti yang dilansir dari laman Sydney Morning Herald, Sabtu (30/10/2015) berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memberikan uang saku pada anak:
1. Jumlah uang
Advertisement
Anda bisa memberikan pelajaran finansial yang berbeda sesuai dengan tahap usia anak yang dibagi menjadi empat: 5-8, 9-12, 13-15 dan 16-18 tahun. Mulailah memberikan uang saku saat anak berusia 7 tahun, sesuaikan jumlahnya sesuai kemampuan anak menangani uang.
Jika Anda menganggap bahwa dia belum bisa mengatur uang sakunya, tunda hal ini beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan.
Sesuaikan jumlah uang yang diberikan sesuai kebutuhan anak misalnya saat dia berusia 8 tahun, mungkin dia hanya perlu uang sedikit untuk membeli permen dan snack. Tapi saat dia memasuki usia remaja, uang saku tentu ditambah karena pengeluarannya akan bertambah.
Pada awalnya, berikan uang saku mingguan dan bila Anda melihat dia semakin mahir mengatur uang, Anda bisa memberikan uang saku bulanan.
2. Berikan celengan atau tabungan bank
Kemandirian secara finansial bisa menyebabkan anak gemar berbelanja. Jadi, sebelum mulai memberikan uang saku, seharusnya Anda juga mengajari dia untuk menabung. Dorong anak Anda untuk menabung dulu sebelum membeli sesuatu.
Bila kebiasaan ini bisa dipupuk semenjak kecil, maka dia akan memiliki keamanan finansial saat dia mulai bekerja nanti. Doronglah dia untuk memiliki tabungan di bank atau celengan.
Bimbing dia untuk menabung uang hadiah atau uang pemberian dari kerabat. Ajari dia juga untuk membuat tujuan jangka pendek untuk kebiasaan menabungnya (menabung untuk membeli mainan favorit, gadget, buku, dll).
awasi pengeluaran
3. Awasi pengeluaran, tapi biarkan dia memutuskan
Ide untuk memberikan uang saku adalah supaya anak menikmati kemerdekaan dan melatih kemampuan mereka mengatur keuangan. Tapi jangan mendikte anak Anda akan berapa banyak uang yang harus dia habiskan atau barang apa yang harus dia beli.
Tugas Anda adalah memberikan panduan dan aturan dasar, bukan membuatnya dia target. Izinkan dia untuk membuat tujuan atau target sendiri, misalnya target jangka panjang untuk membeli sepeda. Dan bantu dia untuk mengetahui apa yang harus dia lakukan untuk mencapainya.
Anda akan melihat bahwa dia melakukan kesalahan-kesalahan, jadi biarkanlah. Bimbinglah dia saat dia membutuhkan bantuan Anda dan bantu dia membuat strategi, tapi tetap biarkan dia yang membuat keputusan. Tapi tetap pastikan bahwa anak Anda tidak menyalahgunakan uang saku untuk hal-hal negatif.
4. Jangan menolong secara finansial
Anak-anak memang pasti akan melakukan kesalahan dalam proses mereka mengatur keuangan. Tapi hal ini lebih baik terjadi dengan uang saku yang berjumlah kecil daripada menderita karena mereka melakukan kesalahan finansial saat mereka bekerja nanti.
Jadi terimalah fakta bahwa anak Anda akan kehilangan uang atau membuat keputusan yang salah saat membeli sesuatu. Bila dia melakukannya, jangan menanggung kesalahannya atau menjamin dia keluar dari kesulitan.
Misalnya, memberikan dia uang saku tambahan karena dia melakukan kesalahan dan menghabiskan uang saku sebelum waktunya tidak akan memberikan pelajaran dan disiplin pada sang anak. Selain itu, bantu anak mengerti bahaya dari berutang sehingga mereka bisa terhindar dan tidak terjebak dalam kesalahan ini.
5. Jangan memberi imbalan uang
Hal ini merupakan kesalahan yang dilakukan orang tua yang berniat baik. Jangan menawarkan uang atau hadiah uang untuk pencapaian akademis atau membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sangat penting bagi orang tua untuk mengajari anak membedakan antara tanggung jawab atau kewajian dengan keuntungan mendapatkan uang tambahan. Antara penghasilan dan hadiah.
Jadi, mencucikan mobil sang ayah mungkin bisa membuat sang anak mendapat uang tambahan, tapi membersihkan kamar atau mendapat nilai bagus di sekolah adalah kewajiban.
Begitu pula dengan kenakalan mereka, jangan menghukum mereka dengan mengurangi uang saku. Carilah cara lain untuk menghukum dia. Mengurangi uang saku saat anak berbuat nakal hanya akan membuat mereka jadi tamak, dan tidak membuat mereka memahami nilai uang dan kerja keras yang sebenarnya.
Lebih buruk lagi, bila anak terbiasa mendapat hadiah uang setiap kali mereka melakukan kewajiban mereka, mereka akan selalu berharap mendapatkan kompensasi uang untuk setiap hal baik yang mereka lakukan di rumah.
(Vna/Ndw)
Advertisement