AS dan China Adu Strategi Dagang di Panggung APEC 2015

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping memaparkan visi perdagangan yang cukup bersaing.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 19 Nov 2015, 10:02 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 10:02 WIB
20151117-Gaya Pemimpin Dunia Saat Hadiri APEC di Filipina
Presiden Amerika Serikat Barack Obama melambaikan tangan kepada warga dan awak media yang hadir di bandara internasional di Manila, Selasa (17/11/2015). Obama hadir untuk menghadiri Kerjasama Ekonomi Asia - Pasifik (APEC). (REUTERS/Jonathan Ernst)
Liputan6.com, Manila - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping memaparkan visi perdagangan yang cukup bersaing saat keduanya menghadiri perhelatan APEC 2015 di Manila, Filipina. Perbedaan visi tersebut menunjukkan bagaimana AS dan China bersaing di bidang komersial serta pengaruh militer di salah satu sudut terpenting perekonomian global tersebut.
 
Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (19/11/2015), dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut, Obama mematok Trans-Pacific Partnership (TPP) sebagai model untuk memperluas ikatan perdagangan di sekitar kawasan Pasifik. Model kerjasama perdagangan tersebut memang digawangi AS.
 
AS bertujuan menjadikan TPP lebih meluas, pakta perdagangan era baru di antara negara-negara APEC sekaligus meningkatkan standar global di beberapa bidang seperti hak properti intelektual, praktek tenaga kerja dan mencakup perusahaan-perusahaan milik negara.
Para anggota perintis TPP yaitu AS dan Jepang telah mencapai kesepakatan perdagangan bulan lalu. Namun, kesepakatan yang kemungkinan akan dijalankan mulai 2017 tersebut tidak diikuti China.
 
Dalam pertemuan dengan para pimpinan APEC lain, Obama mengatakan, TPP merupakan jantung dari berbagai visi berbeda demi masa depan kawasan Asia Pasifik yang dinamis.
 
"Ini merupakan kesepakatan perdagangan paling progresif dengan standar paling tinggi yang pernah dinegosiasikan," ujar Obama.
 
Orang nomor satu AS tersebut juga mengatakan, kesepakatan itu akan membuka pasar-pasar baru bagi AS dan melindungi lingkungan serta tenaga kerja. Itu juga dapat mencegah China menentukan aturan perdagangan yang kurang menguntungkan.
 
Sebaliknya, China meminta para pimpinan negara Asia Pasifik untuk tetap bersama mendorong kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik atau Free Trade Area of Asia Pacific (FTAAP). Pasalnya, zona perdagangan bebas tersebut telah menjadi agenda APEC selama bertahun-tahun dan juga telah mendapat dukungan dari AS.
 
Pihaknya, menyayangkan AS yang justru mendorong TPP dibandingkan FTAAP. Xi menggambarkan zona perdagangan TPP hanya sebagai jaringan pengaman di antara negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat di kawasan tersebut.
 
"Dengan aneka perjanjian perdagangan regional baru yang terus bermunculan, ada kekhawatiran mengenai potensi fragmentasi," tutur Xi.
 
Dengan begitu, Xi menegaskan, sebaiknya APEC tetap mendorong terwujudnya FTAAP dan berintegrasi secara ekonomi ke depan. Saat ini, FTAAP masih berada di bawah kajian para anggota APEC.
 
Dengan visi yang berbeda mengenai perdagangan di kawasan Asia Pasifik, para analis mengatakan, China memiliki strategi ekonomi global yang lebih jelas dibandingkan AS. Indonesia, misalnya, saat ini menjadi salah satu negara yang fokus menarik aliran dana investasi dari China. (Sis/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya