Harga Minyak Tetap Landai, PHK di Sektor Migas Berlanjut

Harga minyak dunia diperkirakan masih di bawah US$ 100 per barel pada 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Des 2015, 18:55 WIB
Diterbitkan 02 Des 2015, 18:55 WIB
'Dapur' Penyokong Ekonomi Negara
Di dalam rumah bangsa Indonesia Sektor Hulu Migas ibarat sebuah 'dapur' negara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesian Petroleum Association (IPA) ‎memperkirakan ada pengurangan tenaga kerja pada sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) karena anjloknya harga minyak dunia.

Presiden IPA Craig Stewart mengatakan harga minyak d‎unia diperkirakan masih di bawah level US$ 100 per barel dan akan terus berlanjut hingga tahun depan.

"Rendahnya harga minyak diperkirakan berlanjut hingga tahun depan yang disebabkan kelebihan pasokan‎," kata Stewart dalam rapat umum tahunan IPA di Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Direktur IPA Sammy Hamzah‎ menambahkan kondisi tersebut akan berdampak pada pengurangan pekerja, khususnya pekerja yang bekerja di bagian eksplorasi, yang berstatus kontrak dan subkontraktor.
‎

"Tapi saya tidak pungkiri akan ada pelepasan karyawan dalam waktu ke depan, bahkan sudah terjadi sekarang. Bidangnya itu pertama eksplorasi. Kedua, sifatnya suportif, misal yang dua orang jadi satu orang," tutur Sammy.

Sammy menuturkan pekerja eksplorasi mengalam‎i pengurangan karena perusahaan hulu migas sedang mengurangi kegiatan eksplorasi seiring penurunan harga minyak dunia.

"Di perusahaan minyak yang pertama dikurangi eksplorasi. Korelasi dengan Indonesia, di satu pihak pemerintah bilang problem eksplorasi‎," ujar Sammy. (Pew/Ahm)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya