Negara ini Bakal Kasih Uang Bulanan Rp 11,9 Juta ke Warganya

Jika proposal disetujui November mendatang, pembayaran bulanan akan dimulai dengan harga US$ 597 per orang selama tahap uji coba.

oleh Vina A Muliana diperbarui 09 Des 2015, 22:05 WIB
Diterbitkan 09 Des 2015, 22:05 WIB
Uang
Ilustrasi uang | Via: ist.

Liputan6.com, Jakarta - Finlandia berencana untuk memberikan pendapatan dasar per bulan sebesar US$ 867 atau setara dengan Rp 11,9 juta per bulan kepada warga negaranya (estimasi kurs: Rp 13.800 per dolar AS).

Dalam proposalnya, Lembaga Asuransi Sosial Finlandia yang dikenal dengan nama Kela berencana untuk menghapuskan semua manfaat lain yang warga Negara tersebut bisa peroleh sebagai pengganti dari pembayaran bebas pajak penghasilan.

Jika proposal tersebut disetujui pada November mendatang, pembayaran bulanan akan dimulai dengan nilai US$ 597 per orang selama tahap uji coba, dan nominalnya pun akan semakin meningkat selama beberapa waktu seperti yang dilansir dari situs siaran Finlandia, YLE.

Dikutip dari laman Fortune, Rabu (8/12/2015), rencana tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk menurunkan angka pengangguran.

Pada bulan Juli, pemerintah Finlandia menakar tingkat pengangguran di negaranya mencapai 10 persen pada umur 17 tahun ke atas. Sementara umur 15-24 tahun, tingkat pengangguran mencapai 22,7 persen.

Saat ini, banyak penduduk Finlandia kehilangan insentif mereka apabila memilih untuk mengambil pekerjaan paruh waktu bergaji rendah. Seperti dilaporkan The Telegraph, dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kela kepada penduduk Finlandia, 69 persen dari mereka mendukung dari penghasilan dasar nasional.

Namun, rencana besar ini juga memiliki plus minusya tersendiri. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah pemerintah Finlandia harus rela menanggung US$ 56 juta atau setara dengan Rp 788 triliun untuk membiayai pembayaran tersebut.

Dengan proyeksi pendapatan pemerintah Finlandia sebesar 46,1 miliar euro tahun depan, dan ekonomi Finlandia yang mengalami penurunan PDB 0,1 persen dari tahun lalu, tampaknya hal ini akan menjadi tantangan berat untuk dilakukan. (Vna/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya