Kadin Minta Perusahaan Anggotanya Melantai di Bursa

Terdapat 3 perusahaan anggota Kadin yang bersiap melantai di bursa pada tahun ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Jan 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 14:00 WIB
20160118--Investor-Tidak-Takut-Jakarta-AY
Pengunjung mengabadikan gambar bertuliskan #investor tidak takut di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/1). Direktur utama BEI Tito menjelaskan tidak terjadi pengaruh besar pasca teror terhadap perdagangan di BEI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dam Industri (Kadin) Indonesia dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sepakat mendorong pasar modal di Tanah Air, dengan menghimbau anggota Kadin untuk bersedia mencatatkan sahamnya di bursa.

Ketua Kadin Rosan P Roeslani mengaku terdapat 3 perusahaan anggota Kadin yang bersiap melantai di bursa pada tahun ini. Bahkan, terdapat 12 perusahaan yang potensial mencatatkan sahamnya sampai 2017.

"Kalau tahun ini persiapan yang paling siap 3. Asetnya kurang lebih Rp 300 miliaran yang satu lagi lumayan Rp 900 miliar, yang satu lagi di atas sedikit Rp 1 triliun," ujar dia di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Seiring itu, Kadin dan BEI baru saja melakukan penandatangan kerjasama untuk mendorong pasar modal.

Dalam perjanjian tersebut, kedua pihak sepakat membentuk inkubator yang diperuntukan bagi perusahaan yang belum besar atau Usaha Kecil Menengah (UKM).

Kemudian memberikan fasilitator coaching clinic terhadap anggota Kadin guna ‎meningkatkan pemahaman terkait pendanaan jangka panjang di pasar modal.

"Jadi oleh sebab itu harus kita dukung, akan mulai di Jakarta, kita akan bikin inkubator berada di semua berada Kadin provinsi bersama BEI. Kedua itu di Bali itu pun siap membuat inkubator. Kita tak sebut UKM tapi startup up company. Di dalam Kadin sendiri sudah ada lokal investor, ada tiga grup dari Grup Lippo, Grup Djarum, dan Grup SCTV siap mendanai start up," jelasnya.

Dia menuturkan, pasar modal Indonesia saat ini masih terbilang belum berkembang. Hal tersebut tidak hanya terlihat dari jumlah emiten melainkan dari jumlah investor.

"Investor sangat dikit, apabila dibanding populasi Indonesia, investor di bursa, mohon maaf kalau kurang tepat 500 ribu orang di bursa ditambah reksa dana, obligasi hanya 1 juta dibanding 250 juta sangat kecil, 0,4 persen masih jauh angka negara tetangga lain. Sadangkan pertumbuhan bursa sangat besar kedepannya karena mensosialisasikan terus-menerus," tutupnya.(Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya