Jepang Ingin Bangun Terminal Bandara Rp 2,7 Triliun di NTB

minat investasi yang disampaikan oleh investor Jepang tersebut masuk dalam sektor prioritas BKPM yakni infrastruktur.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jan 2016, 15:02 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2016, 15:02 WIB
Cara BKPM Dongkrak Investasi dari Jepang
BKPM menggandeng Japan External Trade Organization untuk mempromosikan investasi kepada investor Jepang.

Liputan6.com, Jakarta Jepang kembali menyatakan minat untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun dengan kurs dolar Rp 13.500. Investasi tersebt adalah untuk membangun terminal baru di bandara di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, minat investasi yang disampaikan oleh investor Jepang tersebut masuk dalam sektor prioritas BKPM yakni infrastruktur.

"Dari sisi layanan, kami akan mendorong investor yang bersangkutan untuk masuk melalui layanan investasi 3 jam," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/1/2016).

 


Menurut Franky, investor Jepang tersebut akan menjajakin kerjasama dengan mitra lokal yaitu PT Angkasa Pura I

"Investor terkait berminat melakukan investasi pembangunan terminal bandara di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang akan dilakukan dalam 3 tahap yang akan dijajaki melalui kerjasama dengan PT Angkasa Pura 1 dan Otoritas Bandara Haneda,” jelasnya.

Lebih lanjut Franky menyampaikan upaya pembangunan infrastruktur oleh investor Jepang diharapkan terus meningkat seiring dengan kebutuhan Indonesia akan pembangunan sektor infrastruktur.

"Kami akan mengawal masuknya investasi Jepang di bidang infrastruktur. Jepang memiliki banyak saluran dan contact person, di Indonesia ada Japan Desk dan tim Marketing Officer, sementara di Jepang bisa dibantu melalui KBRI/KJRI dan kantor perwakilan BKPM," ungkapnya.

Dari data BKPM pada tahun 2015, sektor infrastruktur tercatat sebesar Rp 151,4 triliun mengalami kenaikan 21,3 persen dari periode tahun sebelumnya. Sedangkan untuk komitmen investasi yang ditandai dengan penerbitan izin prinsip, BKPM mencatatkan komitmen investasi sebesar Rp 835 triliun naik 226 persen dari tahun sebelumnya.

Franky menjelaskan, pembangunan infrastruktur dari investor Jepang memiliki nilai strategis mengingat selama ini investasi yang masuk dari Jepang lebih banyak di industri alat angkut/otomotif. Dari sisi lokasi rencana pembangunan bandara baru di NTB juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong investasi di luar Pulau Jawa.

"Diharapkan dengan adanya bandara baru tersebut akan dapat berkontribusi positif pada perkembangan ekonomi di wilayah Indonesia bagian timur. Terutama dari sektor pariwisata," jelasnya.

Proporsi investasi di luar Jawa pada 2015 mencapai 45,6 persen lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi tahun sebelumnya sebesar 43 persen. Pada 2016 ini, BKPM menargetkan proporsi realisasi investasi luar Jawa mencapai 49 persen. (Dny/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya