Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan kebakaran lahan sulit dicegah sepenuhnya. Namun, ia berjanji tahun-tahun mendatang, kebakaran akan berkurang drastis.
"Kami akan lebih siap dibandingkan tahun lalu. Bukannya tidak ada kebakaran, karena ada lahan gambut sangat luas. Tapi yang bisa kami janjikan, kebakaran lahan akan sangat minim," kata Luhut, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Pencegahan kebakaran hutan, lanjut Luhut, juga berdampak dalam menjaga stabilitas ekonomi. Sebab, dalam bencana kebakaran kebakaran tahun lalu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri terkoreksi.
"(Para ahli ekonomi) Mereka menghitung karena ada lapangan terbang berhenti, orang harusnya mau investasi tapi tidak jadi, transportasi mandek. Teman-teman ekonom bilang pertumbuhan terkoreksi 0,2 persen," tutur dia.
Baca Juga
Mantan Kepala Staf Presiden itu menambahkan bila terjadi minim bencana, keamanan dan politik stabil, maka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,5 persen.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 4,79 persen pada 2015. Angka pertumbuhan ini melambat dari pertumbuhan ekonomi 2014 di angka 5,02 persen.
Kepala BPS Suryamin menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ini juga tak lepas dari pertumbuhan ekonomi global. Tercatat, ekonomi Inggris melemah dari 2,1 persen menjadi 1,9 persen. Ekonomi China melambat dari 6,9 persen menjadi 6,8 persen.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) turun dari 2,1 persen menjadi 1,8 persen. Meski demikian, ada sejumlah ekonomi negara lain yang masih menguat. Korea Selatan naik dari 2,7 persen menjadi tiga persen. Singapura menguat dari 1,4 persen menjadi dua persen.Â
"Ekonomi global pada kuartal IV 2015 diperkirakan masih melemah," ujar Suryamin.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 tercatat 5,04 persen secara year on year (YoY). Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 ini memang lebih tinggi dari kuartal IV 2014 sebesar 5,01 persen. Nilai produk domestik bruto (PDB) kuartal IV atas harga dasar konstran Rp 2.270,4 triliun. Sedangkan atas dasar harga berlaku tercatat Rp 2.945 triliun. (Silvanus/Gdn)