Pertamina Cari Dana untuk Kelola Blok Masela

PT Pertamina (Persero) ingin mengelola Blok Masela Maluku yang saat ini dioperatori Royal Dutch Shell.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Apr 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 21:30 WIB
20160404- Grup Petral dalam Proses Likuidasi- Dwi Soetjipto-Jakarta-Angga Yuniar
Dirut PT Pertamina, Dwi Soetjipto (tengah) saat preskon di Jakarta, Senin (4/4). Menurut Dwi Sutjipto, salah satu fokus Pertamina adalah mengenai efisiensi, dimana sedang digarap yaitu "integrated supply chain" (ISC). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) ingin mengelola Blok Masela Maluku yang saat ini dioperasikan Royal Dutch Shell. Untuk berperan menggarap blok tersebut Pertamian akan mencari dana.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina telah menyampaikan minatnya untuk menggarap Blok Masela dan telah mendapat akses data untuk dipelajari.

"Kita menyampaikan keberminatan kita, sekarang sedang dibahas di pemerintahan," kata Dwi, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/4/2016).

 

Meski sudah menunjukan keinginan mengelola Blok gas abadi tersebut, Pertamina belum bisa menyebutkan porsinya, karena belum melakukan kalkulasi aset, namun Dwi menginginkan porsi besar.

"Nanti tergantung apa namanya, kalkulasi kita nanti kalau kita sudah mendapatkan data berapa nilai asetnya, lalu kita akan sesuaikan, tentu saja kita ingin yang signifikan lah," ungkap Dwi.
‎
Terkait dengan kesiapan finansial untuk ikut mengelola Masela, Menurut Dwi saat ini Pertamina masih mencari sumber dana. "Masih pendahuluan, dicariin nanti‎ (pendanaanya)," tutup Dwi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan melibatkan PT Pertamina (Persero) dalam mengelola Blok Masela Maluku.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, SKK Migas telah mempertemukan Pertamina dengan kontraktor Blok Masela Inpex Corporation ‎untuk menjajaki kemungkinan keterlibatan Pertamina dalam me‎ngelola blok gas abadi tersebut.

"‎SKK Migas arrange pertemuan Inpex dgn Pertamina untuk pertemuan awal sebagai pembicaraan nanti apabila Pertamina mungkin masuk ke blok Masela‎," kata Amien beberapa waktu lalu.

Selain ikut mengelola Blok Masela, Pertamina memiliki potensi‎ sebagai penjual gas yang diproduksi dari Blok tersebut ke dalam negeri, karena Pertamina memiliki potensi sebagai penjual gas dalam negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengungkapkan, Pemerintah mengininkan Pertamina bisa masuk mengelola Masela sebelum masa kontrak operasi habis 2028‎. Saat ini sedang membahas mekanisme agar bisa terlibat mengelola Masela.

‎"Tentang Pertamina masih dibahas apakah mereka masuk pakai mekanisme farm in. Kita harapkan sih Pertamina (sebelum 2028) ada di dalam," tutup Wirat.‎

Blok Masela memiliki luas sekitar 4.291,35 kilometer persegi. Terletak di laut Arafura atau sekitar 800 kilometer sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur. Adapun cadangan gas Masela mencapai 10,73 triliun cubic feet (TCF).

IPO Anak Usaha

IPO Anak Usaha

PT Pertamina (Persero) merencanakan anak usahanya melantai di pasar modal atau melakukan Initial Public Offering (IPO). Namun kini, perseroan masih menunggu situasi pasar.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, saat ini Pertamina sedang mengkaji rencana tersebut, sedangkan IPO akan dilakukan tahun ini jika kondisi pasar menunjukkan perbaikan.

"IPO anak usaha, kami sedang review, tahun ini," kata Arief.

Arief mengungkapkan, untuk awal anak usaha yang memungkinkan melakukan IPO adalah yang berada di luar kegiatan bisnis utama Pertamina, seperti asuransi. Untuk diketahui, PT Tugu Pratama menjadi anak usaha Pertamina yang berbisnis pada sektor asuransi.

"Semua bergantung pada kondisi pasar. Tapi kita melihatnya belum yang di core, tapi di anak perusahaan yang non core," tutur Arief.

‎Menurut Arief, kelebihan anak usaha Pertamina melakukan IPO akan membuat perusahaan lebih transparan, selain itu juga membuat lebih mandiri karena mencari pendanaan dari luar, tidak bergantung pada induk usaha.

"Kami melihatnya akan lebih transparan, dan dapat capital dari luar juga," tutup Arief.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya