Liputan6.com, Jakarta - Sebelum menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dinilai sukses menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero). Jonan berhasil mengembangkan hingga mengubah citra transportasi kereta api dari yang kumuh, tidak aman, tidak nyaman, menjadi moda transportasi andalan masyarakat.
Jonan mampu melakukan pembenahan mulai dari sistem 1 man 1 ticket (satu orang satu tiket) sehingga tidak ada lagi calo, tiket commuter line yang sudah berbasis teknologi canggih, serta peningkatan daya pelayanan kepada penumpang yang berbuah pada meningkatnya kenyamanan penumpang kereta api.
Advertisement
Baca Juga
Jonan mengatakan hal tersebut tak terlepas dari dua kunci. Di antaranya:
1. Teknologi
Pertama kali ketika Jonan bergabung dalam PT KAI di tahun 2009 ia mendapati semua yang dioperasikan masih konvensional, baik proses percetakan tiket hingga pendistribusian langsung ke penumpang.
“Waktu saya bekerja di Kereta Api Indonesia awal tahun 2009, saya melihat di situ mencetak tiket kereta dengan menggunakan printer entah dari perusahaan mana lalu dijual manual,” ujarnya.
Ia meyakini jika tidak mengikuti perkembangan teknologi, PT KAI akan ketinggalan. Lagipula, dengan teknologi, Jonan menilai praktik tiket palsu bisa dihilangkan.
“Saya ingin menerapkan IT, tapi presistensinya besar. Nah, kalau cetak tiket manual terus dijual nanti bakal ada tiket palsu, betul kan?” katanya.
Dari situ ia mengubah seluruh sistem di PT KAI dengan menggunakan teknologi canggih mulai dari gate in/out commuter line hingga sistem boarding di kereta api jarak jauh. Dengan begitu tidak ada lagi percaloan tiket, penumpang gelap, atau penumpang yang duduk di atap kereta.
2. Mengubah mindset seluruh lapisan PT KAI
Jonan mengatakan, selain itu, pola pikir (mindset) menjadi salah satu poin penting dalam pembenahan PT KAI. Mindset melayani, katanya, harus ditanamkan kepada seluruh karyawan agar tingkat pelayanan kepada pelanggan semakin baik.
“Mindset yang juga penting untuk semua operator transportasi publik, terutama kereta api. Pada waktu saya menjabat di sana yang kasih kita makan adalah pelanggan kita. Jadi itulah pentingnya perbaikan fasilitas untuk pelanggan. Anda harusnya lebih takut kepada customer Anda karena mereka yang ngasih makan bukan saya,” dia menegaskan.
Dari situ Jonan terus memperbaiki dan mengembangkan sektor kereta api di Indonesia hingga menjadi jauh lebih baik seperti sekarang ini.
(Nabila/Ndw)