Pahami dan Persiapkan Generasi Z untuk Berkarier

Beberapa tahun ke depan, dunia berkarier akan dipenuhi oleh talenta generasi Z, atau generasi yang lahir setelah tahun 1995.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 09 Agu 2016, 05:31 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 05:31 WIB
Ilustrasi Karyawan Bekerja
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun ke depan, dunia berkarier akan dipenuhi oleh talenta generasi Z, atau generasi yang lahir setelah tahun 1995. Mempersiapkan kapasitas generasi ini sedini mungkin, menjadi pekerjaan wajib bagi perusahaan yang ingin sustainable.

Karir.com, melalui program MTAcademy, berfokus pada development, communication, business motivation, analytical dan entrepreneurial skill generasi ini. Program reguler ini menjaring talenta terbaik lulusan universitas terkemuka di Indonesia dan luar negeri yang memenuhi kriteria masuk dalam program Management Trainee untuk perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia.

Pada tahun pertama, MT Academy memfokuskan diri pada sekolah bisnis untuk menjaring talenta terbaik di bidang sales, marketing dan finance, dan di tahun kedua akan direkrut juga kandidat dari sekolah teknik dan psikologi.

CEO Karir.com, Dino Martin, mengetengahkan temuan menarik seputar Gen Z. “Gen Z memiliki karakteristik yang unik. Meski lahir dari orang tua yang berasal dari Gen X, mereka tumbuh dan banyak dipengaruhi oleh Gen Y,” papar Dino.

Gen Y sendiri—yang lahir antara tahun 1981 dan 1995—atau yang juga disebut sebagai Generasi Milenial, adalah generasi yang tumbuh di tengah transisi perkembangan teknologi, dari analog menjadi digital, dari kabel menjadi nirkabel, dari hard drive menjadi cloud, dan lain-lain.

Jika Gen Y adalah generasi yang berorientasi pada masa depan, maka generasi penerusnya tumbuh menjadi generasi yang berorientasi pada masa sekarang (now), atau lebih realistis dibanding generasi sebelumnya.

Dino juga menjelaskan, Gen Z merupakan penerus Gen Y. Meski keduanya terbilang sangat akrab dengan dunia internet, karakteristik Gen Z jauh lebih tech savvy atau melek teknologi. Namun, berbeda dengan Gen Y, mereka memiliki kesadaran privasi yang lebih tinggi.

Gen Z adalah generasi yang lebih matang, aktif kerja sosial, peduli terhadap lingkungan, tumbuh dalam akulturasi ras dan gender, lebih ingin menciptakan (create) ketimbang berbagi (sharing), lebih percaya diri, berorientasi pada kesuksesan dan kebenaran kelompok (collective conscience).

Gen Z dididik menjadi generasi yang kritis terhadap politik dan kemanusiaan, dan sangat ingin berkontribusi untuk membawa perubahan. “Mereka ingin apa yang mereka lakukan memberi dampak pada dunia,” tambah Dino.

Dino menjelaskan, perubahan karakteristik dari generasi ke generasi, sejak Generasi Baby Boomers dan Generasi X, menuntut peran Departemen HR yang berubah pula. “Dari perannya yang hanya sebagai Personnel Department yang menangani gaji dan benefit, berubah menjadi Strategic HR dan Talent Management,” Jelas Dino.

Kini HRD dituntut menjadi Talent Management yang mengurusi manajemen kompetensi dan performance, dan rencana suksesi. Menghadapi talenta periode 1946-1964 (Baby Boomers), HRD hanya berfokus pada Business Function, kemudian berubah menjadi Business Partner dalam menghadapi Gen X (1965-1980), dan kini berfokus pada Business Integration dalam menghadapi Gen Y (1981-1995), tentunya dituntut bertransformasi juga saat nanti menghadapi Gen Z yang lebih matang dan kritis.

Karir.com, dengan 1,3 juta qualified resume dalam database-nya memiliki 10 ribu kandidat Gen Z. Dan untuk mempersiapkan diri menjawab tantangan gelombang karakteristik Gen Z, Karir.com memperkenalkan program MT Academy.

“Program ini merupakan metode yang paling efisien bagi perusahaan dalam menghemat waktu, daya dan biaya, karena perusahaan dapat meringkas proses rekruitmen, seperti seleksi dari kampus ke kampus untuk merekrut Generasi Z terbaik,” tutur Rosy Mentang, Business Development Director Karir.com.

“Program MT Academy sejalan dengan komitmen Karir.com sebagai portal pilihan terbaik yang ingin menghubungkan talenta dengan opportunity yang mampu memberi solusi total untuk keperluan rekruitmen dan sumber daya manusia bagi perusahaan,” tambahnya.

Rosy juga menambahkan bahwa MT Academy yang akan dilaksanakan 2 kali dalam setahun dengan jumlah total 200 kandidat per tahun ini menerapkan seleksi ketat. Kandidat harus melalui berbagai persayaratan, seperti IPK di atas 3,25 dari universitas terkemuka, mengikuti online assessment EFSET (Standard English Test) dan Aptitude, mengikuti wawancara dan Focus Group Discussion, serta terakhir mengikuti case study test (untuk bidang marketing, sales dan finance).

“Universitas-universitas Negeri terbaik telah menyambut baik program ini, beberapa di antaranya SBM ITB dan UGM,” kata Rosy sambil menambahkan, “Beberapa perusahaan yang telah berkomitmen antara lain berasal dari industri banking, asuransi, FMCG dan otomotif.”

Melalui program MT Academy ini, Karir.com terus berusaha menjadi penyedia solusi total untuk rekrutmen bagi perusahaan di Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya