Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) diminta  konsisten dalam memasok gas untuk proyek pe,bangkit listrik 35 ribu MW. PLN dinilai tidak konsisten Khususnya dalam proyek pembangkit berbahan bakar gas atau PLTGU, di mana PLN mengubah syarat tender soal pasokan gas ke pembangkit.
Awalnya, PLN menyerahkan pasokan gas tersebut ke peserta tender. Namun, belakangan diubah dan diambil alih perusahaan pelat merah tersebut. Hal ini terjadi di proyek PLTGU Peaker Jawa-Bali 3 dan PLTGU Peaker Riau. Pembangkit yang masing-masing 500 MW dan 250 MW ini dijadwalkan pengumpulan dokumen lelangnya bulan depan.
"Jika memang PLN ingin mengambil alih tanggung jawab pasokan gas maka PLN harus mengambil tanggung jawab penuh dan konsisten dengan berbagai konsekuensinya," ujar Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi di Jakarta, Jumat (23/9/2016).
Advertisement
Fahmi menuturkan, PLN tebang pilih dalam pengambilalihan pasokan gas tersebut. Hal itu hanya berlaku untuk proyek-proyek besar seperti Jawa-bali 3 dan Riau serta PLTGU Jawa-1. Namun tidak untuk untuk proyek PLTGU yang berkapasitas lebih kecil, seperti proyek PLTMG Scattered Riau 180 MW dan PLTMG Pontianak berkapasitas 100 MW.
Meski begitu, dia menuturkan tak menjadi soal apabila PLN menjamin pasokan gas untuk PLTGU. Sebab, proyek ini bakal berjalan baik dengan pasokan gas yang menjadi tanggung jawab PLN.
Dia juga berharap PLN tetap berkomitmen untuk pembangunan proyek 35 ribu MW dengan mempercepat pelaksanaan tender-tender pada proyek 35.000 MW dengan tidak menghambat proses tendernya.
"Solusinya dengan independensi serta persiapan yang matang," jelasnya.
Proyek Pembangkit Jawa-bali 3 dan Riau cukup menjadi incaran. Terlihat dari banyaknya perusahaan yang berminat mengikuti tender di dua pembangkit ini. Untuk PLTGU Peaker Jawa Bali - 3, misalnya, beberapa perusahaan yang berminat menjadi peserta tender di antaranya Medco Power, PT Rukun Raharja Tbk, PT Indonesia Power, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Adapun Toba Bara, Medco Power, Global Concord Holding Ltd. (GCL-Poly), dan PT Odira Energy Persada menyatakan ketertarikan mengikuti lelang PLTGU Peaker Riau.Â
Sementara itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan PLN harus bertanggung jawab jika terjadi kegagalan pasokan gas, bukan pengembang IPP.