Tarif Listrik Naik, Inflasi Tahun Depan Diprediksi Meningkat

Masih ada beberapa resiko yang harus dihadapi untuk menjaga angka inflasi tersebut.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Okt 2016, 15:55 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 15:55 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi masih berada di kisaran 3 persen sampai 5 persen pada 2017.

Namun, masih ada beberapa resiko yang harus dihadapi untuk menjaga angka inflasi tersebut.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung‎ mengungkapkan, resiko yang perlu diwaspadai terkait kenaikan tarif dasar listrik pada beberapa pelanggan masyarakat.

"Jadi yang tarif 900 volt ampere, dari yang 22 juta pelanggan, menjadi 18 juta pelanggan. Jadi sebagian kan merasakan penyesuaian tarif," kata dia di Gedung Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Meski risiko-risiko tersebut akan mempengaruhi laju inflasi tahun depan, namun pengaruhnya masih tetap berada dalam target yang telah ditetapkan BI.

"Tarifnya akan naik, kami perkirakan dampak ke inflasi 0,9 persen. Tapi itu masih dalam perkiraan BI," tambah Juda.

Sementara mengenai laju inflasi sampai akhir tahun ini, Juda mengaku akan berada di kisaran 3,1-3,2 persen. Ini lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada di angka 3,2-3,3 persen.

Terkendalinya inflasi ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah dan Bank Indonesia serta berbagai pihak terkait untuk menjaga harga-harga bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia.

‎Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada September 2016 sebesar 0,22 persen, dengan posisi inflasi tahun kalender di angka 1,97 persen, dan inflasi secara year-on-year (yoy) di angka 3,07 persen.

Sementara pada tahun lalu, tingkat inflasi mencapai 3,35 persen. (Yas/nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya