Infrastruktur Pelabuhan Minim Jadi Kendala Tol Laut

Hasil evaluasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menemukan jika terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan tol laut.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Nov 2016, 15:03 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 15:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta Hasil evaluasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menemukan terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan tol laut, terutama dalam infrastruktur pelabuhan di Indonesia Timur.

Hingga kini setidaknya enam trayek telah beroperasi melalui tol laut sepanjang 2016. Enam trayek tersebut terdiri dari lima trayek ke Indonesia Timur dan satu trayek ke Natuna.

Kendala muncul salah satunya pada rute Tanjung Perak-Merauke (PP). Evaluasi pada rute ini terkait keberadaan angkutan bongkar muat. Kegiatan bongkar muat di pelabuhan Dobo dan Moa yang menjadi salah satu rute pelabuhan tol laut menjadi cukup lama.

"Tidak hanya itu, di pelaabuhan-pelabuhan ini juga tidak ada lahan untuk penumpukan kontainer, belum nanti kendaraan angkutnya juga tidak bisa besar," kata‎ Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Bay Mokhamad Hasani ‎di Kementerian Perhubungan, Kamis (17/11/2016).

Sementara di dermaga khususnya Pelabuhan Moa tidak cukup kuat untuk menahan beban kapal lebih dari 3.000 DWT. Di sini, kedalaman dermaga hanya cukup untuk draft di bawah 6 meter, jika surut kapal tidak bisa bersandar.

Kendala lain untuk rute ini adalah masih belum maksimalnya muatan balik kapal yang bersangkutan. "Untuk itu kita perlu peran serta BUMD, Pemerintah Daerah, BUMN bidang logistik dan stakeholder lainnya," tutur dia.

Persoalan infrastruktur juga terjadi pada kapal tol laut dengan rute Pelabuhan Tanjung Perak-Timika (PP). Di pelabuhan Agats, dikatakan  kapal tidak bisa menyinggahi pelabuhan karena kekuatan dermaga tidak cukup kuat untuk menahan beban kapal. (Yas/nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya