Kadin: Kontribusi Sektor Pertanian 13 Persen pada Ekonomi RI

Pengusaha menilai butuh upaya menyeluruh untuk tingkatkan produksi sektor pertanian.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Nov 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 20:28 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pertumbuhan pertanian di dalam negeri. Dengan demikian diharapkan sektor pertanian mampu berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan, kontribusi pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup rendah, yaitu mencapai 13,8 persen. Sektor kelapa sawit merupakan sektor yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian.

"Kontribusi pertumbuhan pertanian terhadap GDP 13,8 persen itu sudah termasuk perikanan. Yang jadi engine pertumbuhan pertanian adalah sektor kepala sawit," ujar dia di Jakarta, Senin (28/11/2016).

Saat ini, lanjut Juan, 40 persen penyerapan tenaga kerja berada di sektor pertanian. Hanya saja, produk domestik bruto (PDB) pada sektor pertanian tidak mampu tumbuh pesat.

Untuk itu, butuh dorongan dari pemerintah agar produksi pertanian dapat meningkat mengingat besarnya jumlah kebutuhan pertanian Indonesia per tahunnya pada 2030 mendatang.

"Belum spektakuler. Konsumsi kita semakin meningkat. Bahwa ada 90 juta income per kapita di atas US$ 3.600 pada 2030. Ini akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi pada sektor animal food," kata dia.

Dia menuturkan, apabila produksi pertanian di Indonesia meningkat hingga 6 persen, maka hal ini mampu untuk meningkatkan pendapatan hingga US$ 450 miliar. Untuk itu, butuh upaya menyeluruh untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dari seluruh jajaran pemerintah terkait.

"Pada sektor pertanian dan perikanan kita butuh produktivitas dari petani tumbuh 60 persen. Begitu besar potensi yang dibangun. Tapi dari revenue potensial, kalau runtuh 6 persen capai US$ 450 miliar revenue kita untuk sektor pertanian dan perikanan," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya