Liputan6.com, Jakarta - Anda penggemar barang branded? Kenaikan pendapatan biasanya diikuti dengan keinginan untuk tampil lebih berkelas, dan salah satunya ditunjukkan dengan memiliki barang-barang branded. Bagi pemakainya, barang branded dinilai bisa menaikkan rasa percaya diri, menaikkan gengsi, dan status sosial.
Tidak ada yang salah dengan bergaya menggunakan barang branded. Yang salah adalah ketika Anda mementingkan beli barang branded dan mengenyampingkan menabung dan berinvestasi.
Ketika menemukan barang branded yang sangat disukai, pasti berat meninggalkan toko tanpa membawanya pulang. Namun sebelum melangkah ke kasir dan menggesekkan kartu kredit, pertimbangkan hal berikut seperti dikutip dari CekAja.com:
Barang branded mengganti koleksinya setiap musim
Advertisement
Barang branded yang berasal dari luar negeri mengganti koleksinya sesuai dengan musim. Dalam setahun ada empat musim yakni musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur.Â
Toko mereka di seluruh dunia turut menyesuaikan. Ini artinya, barang yang incar bulan ini bisa menjadi murah empat bulan mendatang.
Kalau Anda tidak masalah membeli barang-barang ‘late season’ asalkan tetap bisa bergaya dengan barang branded, tentunya keputusan ini bisa membuat Anda berhemat banyak. (Baca juga: Asyik Suku Bunga Kartu Kredit Turun! Ini Keuntungannya Buat Nasabah)
Bisa cari preloved dengan harga lebih murah
Coba jalan-jalan ke aplikasi jual beli barang second atau akun Instagram barang second, Anda akan banyak menemukan barang branded dengan harga miring.
Malah terkadang tas-tas branded bisa dijual hanya setengah harga dan kondisinya 90-100 persen alias mulus! Biasanya pemiliknya menjual karena alasan butuh uang sehingga menjual murah supaya cepat laku.
Bisa juga berganung dengan komunitas pencinta barang branded tertentu. Manfaatnya untuk mendapatkan barang branded second dengan kondisi masih baik dan harga miring. Anggota pencinta barang branded pasti merawat barang mereka.
Membeli barang branded adalah keinginan impulsif
Coba tanya pada diri sendiri, apa sebenarnya Anda butuh barang branded? Meski banyak disangkal, membeli barang branded sebenarnya lebih pada keinginan bukan kebutuhan. Kecuali kalau dengan membeli barang branded karier Anda terjamin melesat, maka ini bisa jadi pengecualian.
Tidak terlihat lebih baik
Â
Barang branded tidak membuat Anda terlihat lebih baik
Bagi sebagian orang, mampu membeli dan memakai barang branded memang bisa menaikkan rasa percaya diri. Tapi apa membuatmu Anda jadi lebih baik di mata orang lain?
Kalau memang membuat Anda terlihat lebih baik, belum jadi jaminan orang-orang akan menyukai Anda. Kebaikan hati dan bagaimana Anda bersikap jauh lebih penting. Setuju?
Tidak selalu sepadan dengan kualitas
Sekarang ini barang branded made in Tiongkok, Kamboja, Vietnam, atau Indonesia sudah lazim ditemukan. Artinya kita bisa menemukan barang lain produksi dalam negeri dengan kualitas sama, tapi tentunya dengan harga lebih murah.
Ketika sebuah barang branded dihargai mahal tapi ternyata kualitasnya biasa-biasa saja, artinya Anda bukan hanya membayar produksi, tapi distribusi, dan ‘gengsi’ dari merek tersebut. (Baca juga: 6 Hal Penting yang Bisa Dibeli dengan Dana Kampanye Calon Gubernur Jakarta)
Hidupmu akan baik-baik saja tanpa barang branded
Mungkin Anda merasa menyesal katika tidak jadi beli, tapi percayalah rasa penyesalan ini hanya akan bertahan dua-tiga hari atau paling lama seminggu. Hidup Anda sebenarnya baik-baik saja.
Beda ceritanya kalau Anda memang bergaul dengan kalangan jetset yang sangat memerhatikan penampilan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tapi sekali lagi, hidup Anda akan baik-baik saja kalau tidak memedulikan anggapan mereka.
Sebaliknya kalau Anda tidak menyiapkan dana pensiun atau tidak punya asuransi kesehatan demi bisa beli barang branded, penyesalan seumur hiduplah yang akan Anda rasakan.
Advertisement