Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan pada penutupan perdagangan Jumat (sabtu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga emas ini dilatarbelakangi oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, Sabtu (25/3/2017) harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level US$ 1.242,31 per ounce. Pada Kamis atau pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas di pasar spot sempat menyentuh level tertinggi. Sedangkan untuk harga emas berjangka turun 0,4 persen ke level US$ 1.242,20 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Kenaikan dolar AS terjadi saat pelaku pasar sedang menunggu hasil keputusan rencana perubahan undang-undang kesehatan Presiden AS Donald Trump.
Jika reformasi undang-undang kesehatan lulus maka dolar AS akan terus menguat dan tekanan terhadap harga emas akan berlanjut.
Namun kebalikannya, jika reformasi tersebut gagal maka dolar AS akan melemah dan pelaku pasar akan memburu aset-aset yang aman salah satunya adalah emas.
"Jika terjadi ketidakpastikan maka harga emas bisa berada di level US$ 1.260 per ounce," kata salah satu pedagang logam mulia kepada Reuters.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas sempat menguat karena pelaku pasar melihat adanya risiko berinvestasi di saham. "Investor mulai beli emas seiring bursa saham yang bergejolak," ujar Chief Market Strategis iiTrader Bill Baruch. (Gdn/Ndw)