PLN Teken Perjanjian Jual Beli Listrik PLTGU Riau dan PLTU Sulut

Pengembangan proyek pembangkit listrik di Riau dan Sulut dilakukan skema tanpa ada jaminan pemerintah Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Apr 2017, 17:42 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2017, 17:42 WIB
20160309-Konsumsi Listrik Nasional 2016 Naik 11,4 Persen-Jakarta
Petugas melakukan pemeriksaan rutin di PLTGU Jakarta, Rabu (9/3). PLN memperkirakan konsumsi listrik nasional pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 225 terrawatt hour (twh) atau meningkat 11,4 persen dibandingkan tahun 2015 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN menandatangani kontrak jual beli listrik swasta atau power purchase agreement (PPA) dengan PT Medco Ratch Power Riau dan PT Minahasa Cahaya Lestari. PPA untuk pembangunan proyek pembangkit listrik di Riau dan Sulawesi Utara (Sulut).

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, PPA dengan Medco Ratch Power Riau untuk pembangunan PLTGU Riau 275 megawatt (MW). Sedangkan PPA dengan Minahasa Cahaya Lestari untuk pembangunan PLTU Sulut-3 berkapasitas 2x50 MW.

"Ini IPP (Independent Power Producer) pertama dalam tahun ini. Ini punya peran strategis, diharapkan bisa beroperasi tepat waktu," ujar dia di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Setelah PPA ini ditandatangani, masing-masing perusahaan harus mendapatkan pendanaan proyek dalam jangka waktu maksimum 12 bulan sejak tanggal efektif PPA.

Pengembangan kedua proyek ini dilakukan dengan skema tanpa ada penjaminan pemerintah Indonesia. Pembiayaan kedua proyek ini mengandalkan ekuitas perusahaan sendiri.

"Kami apresiasi kepada kedua perusahaan yang berhasil sepakat dan memenangkan tender. Hal ini tidak mudah, perlu dicek betul untuk pastikan PPA ini nanti bisa berjalan dan sukses dengan kualitas baik dan tepat waktu," kata dia.

PLTGU Riau merupakan proyek pembangkit listrik dengan biaya investasi sebesar US$ 300 juta yang dibangun di Pekanbaru Riau. Pekerjaan konstruksi termasuk pembangunan fasilitas pipa gas sepanjang 43 km dan jaringan transmisi diperkirakan memakan waktu 36 bulan dan dijadwalkan mencapai commercial operation date (COD) pada 2021.

Nantinya energi listrik yang dihasilkan setiap tahun sebesar 1.446 GWH. Listrik ini akan disalurkan ke sistem ketenagalistrikan Sumatera bagian tengah dan selatan melalui jaringan transmisi 150 kV (SUTT) ke GI 150 KV Tenayan dan GI 150 kV Teluk Lembu miliki PLN.

Sedangkan PLTU Sulut-3 akan dibangun di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Investasi Pembangunan pembangkit listrik ini mencapai US$ 215 juta untuk membangun konstruksi dan jaringan transmisi 7 kilo meter selama 39 bulan.

COD pembangkit dijadwalkan pada pertengahan 2020. Listrik dari PLTU ini akan disalurkan ke sistem kelistrikan Sulutenggo dengan jaringan 150 kV dan GI 150 kV Kema sebesar 700 GWh per tahun.

"Tentu listrik kan pendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah ingin listrik ada dulu sebelum dibutuhkan, apakah untuk industri dan lain-lain. Sekarang ini kita percepat, supaya semua daerah cukup. Ini kan ada IPP, swasta, PLN, yang mana saja tidak masalah," ujar dia.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya