Produksi Freeport Turun Bikin Industri Tambang RI Tumbuh Negatif

Adapun sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan cukup tinggi ‎di kuartal I-2016, di antaranya sektor pertanian.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 12:00 WIB
Tambang batu bara
Aktivitas di tambang batu bara di Lubuk Unen, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen di kuartal I-2017. Saat seluruh sektor industri menopang sumber ekonomi nasional mencatatkan pertumbuhan positif, industri pertambangan dan penggalian justru terkontraksi akibat penurunan produksi emas dua perusahaan tambang raksasa.

Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I, berdasarkan lapangan usaha paling tinggi dari industri pengolahan 0,91 persen. Kemudian disusul industri pertanian 0,90 persen, industri perdagangan 0,64 persen, konstruksi 0,61 persen, lainnya 1,95 persen.

"‎Semua sektor tumbuh positif, tapi sektor pertambangan dan penggalian merupakan satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi negatif 0,49 persen," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Kecuk menjelaskan, industri pertambangan dan penggalian tumbuh negatif di kuartal I ini sebesar 0,49 persen karena penurunan produksi harian gas alam, minyak mentah, dan kondensat.

"Juga karena penurunan produksi tembaga dan emas oleh PT Freeport Indonesia dan PT AMMAN sehingga menyebabkan industri pertambangan dan penggalian terkontraksi," dia menuturkan.

Adapun sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan cukup tinggi ‎di kuartal I-2016, di antaranya sektor pertanian yang tumbuh 7,12 persen atau jauh lebih tinggi dibanding kuartal I-2016 sebesar 1,47 persen. Seluruh sub sektor pertanian tumbuh positif, kecuali hortikultura.

"Sektor konstruksi tumbuh 6,26 persen, transportasi dan pergudangan 7,65 persen, sektor informasi dan komunikasi 9,10 persen, dan jasa lainnya 8,01 persen," papar dia.

Kecuk menuturkan, industri pertanian tumbuh tinggi dipengaruhi percepatan tanam padi dan penambahan luas tanam. Sementara pertumbuhan di sektor perdagangan tumbuh signifikan karena peningkatan penjualan ‎barang domestik dan suplai barang impor.

"Kalau sektor informasi dan komunikasi tumbuh pesat karena peningkatan penggunaan layanan data untuk internet semakin progresif. Sektor transportasi naik karena penambahan rute perjalanan dan armada angkutan rel dan angkutan udara," jelas Kecuk.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati memperkirakan, industri pertambangan dan penggalian dapat terkerek naik pasca Freeport kembali mengekspor konsentrat tembaga di April ini. "Harapannya seperti itu," pungkas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya