BPS: Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen di Kuartal I 2017

Kondisi perekonomian global di kuartal I 2017 yang secara umum terus meningkat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2017, 10:35 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 10:35 WIB
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal I 2017 (Year on Year).
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal I 2017 (Year on Year).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal I 2017 (Year on Year). Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, ada beberapa hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kuarta I 2017 tersebut.

"Harga komoditas nonmigas di pasar internasional di kuartal I secara umum meningkat. Misalnya beras, kedelai, daging, teh dan lainnya. Komoditas tambang bijih besi, aluminium, bijih tembaga juga mengalami kenaikan," jelas dia di Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Kondisi perekonomian global di periode tersebut juga secara umum terus meningkat. Di luar itu, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada umumnya juga membaik.

Suhariyanto merinci, Tiongkok sedikit menguat dari 6,7 persen jadi 6,9 persen (yoy). Amerika Serikat (AS) juga menguat dari 1,6 persen jadi 1,9 persen. Singapura pun menguat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen (yoy).

Dengan realisasi tersebut, ia berharap pertumbuhan ekonomi terus meningkat ke depannya. "Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi kita meningkat ke depannya," kata dia.

Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I ini sebesar 4,97 persen secara year on year (yoy).

Proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar 4,92 persen dan realisasi 4,94 persen di kuartal IV-2016. Walaupun lebih rendah dibanding perkiraan pemerintah 5,1 persen.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I diperkirakan mencapai 4,97 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat ini.

Prediksi pertumbuhan ekonomi ini, Josua menilai, akan ditopang dari konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor.

Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga cenderung sedikit melambat, PMTB meningkat khusus investasi non-bangunan, serta perbaikan kinerja ekspor yang didorong tren kenaikan harga komoditas global.

Josua lebih jauh menerangkan, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 4,98 persen yoy, cenderung melambat dari kuartal sebelumnya akibat perlambatan penjualan ritel, penjualan motor (-6,8 persen yoy dari -4,8 persen yoy di kuartal IV-2016). Sementara penjualan mobil (5,7 persen yoy dari 12,2 persen yoy pada kuartal sebelumnya). (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya