Bangun 8 Proyek Strategis, Pelindo II Gunakan Kas Internal

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II akan membangun delapan proyek strategis pada tahun ini.

oleh Dewi Divianta diperbarui 12 Mei 2017, 12:39 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 12:39 WIB
Aktivitas Bongkar Muat di JICT Tanjung Priok
Sebuah Kapal container bersandar di pelabuhan JICT, Jakarta Utara, Rabu (25/3/2015).Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Nusa Dua - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II akan membangun delapan proyek strategis pada tahun ini. Di luar proyek strategis itu, perseroan juga memiliki proyek pengembangan lainnya yang juga akan dimulai pada tahun ini.

Direktur Teknik dan Manajemen Risiko Pelindo II Dani Rusli Utama menjelaskan, delapan Proyek yang akan dimulai pada tahun ini tersebut antara lain pembangunan Pelabuhan Samudera Kijing di Kalimantan Barat, Pelabuhan Dorong Papua, Cikarang Bekasi Laut Inland Waterways, New Port Container Terminal 2 dan 3 Tanjung Priok, Jakarta dan Tower Maritim yang juga ada di Tanjung Priok. 

Untuk membangun semua proyek strategis tersebut, Pelindo II mengandalkan dana dari internal. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan merogoh kocek dari kas internal.

Di luar delapan proyek tersebut, Pelindo II juga memiliki beberapa proyek pengembangan lainnya. Untuk pendanaan proyek lain tersebut, perseroan memilih untuk mencari pendanaan dengan menerbitkan surat utang. 

"Untuk dana Global Bond kami realisasikan untuk pembangunan dan pengadaan fasilitas selain dari proyek strategis Pelindo II," kata Dani di Press Conferencecam Media Gathering IPC, Hotel Sofitel, Nusa Dua, Kamis (11/5/2017).

Ia menjelaskan, pada Agustus tahun ini salah satu proyek strategis perusahaan akan groundbreaking. Proyek itu yakni Pelabuhan Kijing. 

Sebelumnya, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya mengatakan, tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah mentransformasikan teknologi ke pelabuhan di Indonesia. ”Saat ini tantangan terbesar adalah mentransformasi pelabuhan menjadi smart port ataupun digital port,” kata Elvyn.

Smart port dan digital port merupakan layanan terintegrasi si pelabuhan yang terkoneksi secara digital. Menurutnya, penerapan teknologi itu memerlukan kerja sama lintas stakeholder.

Menurut Elvyn, smart port dan digital port akan mampu meningkatkan layanan dalam sisi efektivitas layanan pelabuhan. Selain itu, layanan ini juga mampu mengefisiensikan sumber daya di pelabuhan.

Di Indonesia smart port dan digital port sudah diterapkan, Hanya saja, Elvyn mengaku masih terus untuk ditingkatkan. (Dewi/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya