Amankah Data Pajak dari Serangan Virus Ramsomware WannaCry?

Ditjen Pajak mengikuti arahan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam rangka mencegah serangan virus Ransomware WannaCry.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Mei 2017, 09:51 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 09:51 WIB
Pajak
Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Virus Ransomware WannaCry yang menyerang banyak negara, salah satunya Indonesia membuat sebagian besar instansi pemerintah waspada dengan bergerak mengamankan data-data vital. Tak luput Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Unit Eselon I Kemenkeu ini memastikan sudah mengantisipasi serangan gelombang malware tersebut, sehingga tidak mengganggu akses data maupun layanan kepada wajib pajak.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (Humas) Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama mengungkapkan, Ditjen Pajak telah mengikuti arahan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam rangka mencegah serangan virus berbahaya Ransomware WannaCry.

"Kami sudah mem-back up data, upgrade sistem windows, dan antivirus, serta lainnya. Tadi sudah diinstruksikan oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan kepada seluruh unit untuk melakukan itu," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Hestu Yoga mengaku, sejauh ini Ditjen Pajak tidak menemukan masalah apapun terhadap akses seluruh data pajak karena sudah melakukan langkah pencegahan. Ditjen Pajak pun tidak sampai mematikan sistem pelayanan demi mengantisipasi teror Ransomware WannaCry.

"Sejauh ini aman, mudah-mudahan aman dan lancar semua. Operasional pelayanan tetap berjalan normal tanpa ada gangguan. Kami akan terus memantau secara berjenjang," terang dia.

Instansi lain yang turut mengamankan data antara lain BPS dan Kemenaker. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku internal BPS, khususnya di bagian Sistem Informasi Statistik (SIS) ‎sudah mengantisipasinya sejak Minggu (14/5/2017). Pasalnya isu ini sudah menyebar luas.

"Sebetulnya kita sudah siap-siap dari kemarin pagi. Teman-teman di biro SIS sudah melakukan berbagai proteksi," ucap dia.

Bentuk antisipasi atau proteksi atas serangan siber Ransomware WannaCry ini, diakui Kecuk, utamanya menggandakan atau mem-back up data-data sesuai arahan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

"Kita sudah mem-back up data sesuai arahan Menkominfo. Dan Alhamdulillah dibuka datanya tidak ada masalah, dan semoga aman-aman saja," dia menerangkan.

BPS, sambung Kecuk, mengikuti saran dari Menkominfo untuk melakukan langkah preventif mencegah serangan siber itu. "Pak Rudiantara bilang tidak usah panih, ikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan," jelasnya.

Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Hanif Dhakiri memastikan bahwa seluruh data yang dikelola Kementerian Tenaga Kerja aman dari virus Ransomware WannaCry. Teror siber tersebut sudah diantisipasi sehingga tidak mengganggu sistem teknologi informasi, termasuk data para tenaga kerja.

"Sejauh ini belum ada laporan masalah, mudah-mudahan aman," tegas dia.

Menurutnya, Kemenaker tidak khawatir dengan serangan virus ransomware wannacry mengingat sudah ikut mengikuti saran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kan sudah dapat panduan dari Kominfo untuk mengantisipasi virus itu. Kemudian kita langsung teruskan ke seluruh jajaran dan penanggungjawab informasi teknologi kita untuk diteruskan ke semua staf," kata Hanif.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya