Bukan Uang, Ini yang Diminta Peretas Ransomware WannaCry

Dunia kini sedang geger oleh serangan Ransomware WannaCry, sebuah virus malware yang menjangkit sistem operasi Microsoft Windows.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 15 Mei 2017, 18:49 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 18:49 WIB
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau Wannacry
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau yang disebut juga Wannacry (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia kini sedang geger oleh serangan Ransomware WannaCry, sebuah virus malware yang menjangkit sistem operasi Microsoft Windows. Mereka meminta tebusan. Namun bukan uang, melainkan bitcoin.

Melansir dari beberapa sumber, sejak Jumat pekan lalu, ransomware ini menyerang banyak negara. Sistem operasi di perangkat komputer, laptop yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows rentan terkena serangan virus berbahaya ini.

Ada 150 negara termasuk Indonesia yang terserang virus ini. Yang paling besar adalah sistem operasi di layanan kesehatan Inggris, UK National Health Service (NHS).

Serangan virus ini terdeteksi pada Jumat pagi 12 Mei 2017 pekan lalu oleh periset keamanan siber. Sementara NHS melaporkan bahwa mereka terserang virus ini pada pukul 15.30 hari yang sama.

Korban lainnya adalah perusahaan multinasional di Spanyol, penyedia jasa telekomunikasi Telefonica, kemudian perusahaan jasa pengiriman asal Amerika Serikat FedEx dan universitas di China.

Termasuk di Indonesia. Ada dua sistem komputer rumah sakit di Indonesia pun mengaku terserang Ransomware WannaCry. Belum lagi beberapa bank siaga menjaga data nasabah dari serangan virus ini.

Sesuai dengan nama dan jenisnya, Ransomware meminta sebuah tebusan (ransom=tebusan, ware=malware/virus). Cara kerjanya, mereka menyerang sebuah perangkat komputer sistem operasi Microsoft Windows dan mengunci datanya, sehingga pengguna tidak bisa mengakses data tersebut.

Peretas ini akan meminta tebusan. Namun bukan bentuk uang yang mereka minta melainkan Bitcoin yang setara dengan nilai US$ 300. Peretas ini juga tidak memberikan pilihan pembayaran lainnya.

Pesan yang keluar di layar komputer yang 'terjangkit' menyebutkan cara membayar tebusan, dan mulai menghitung mundur sampai jatuh tempo. Korban memiliki waktu 3 hari untuk membayar. Jika lewat, maka uang tebusannya berlipat ganda.

Jika dalam sepekan tidak membayar, maka data di komputer korban akan hilang selamanya. Setidaknya begitu ancaman si peretas.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya