Holding BUMN Perkebunan Untung Rp 488 Miliar Hingga April

Perolehan laba bersih holding BUMN perkebunan ditopang peningkatan penjualan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Jun 2017, 20:18 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 20:18 WIB
Holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan Resmi Berdiri Usai 12 Tahun
Dahlan Iskan menjelaskan pembentukan holding BUMN ini merupakan program dari pemerintah yang telah dicanangkan dan dikaji sejak lama.

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara lll mencatatkan laba bersih (net profit) konsolidasi pada April 2017 sebesar Rp 488 miliar. Kinerja membaik usai holding mencatatkan rugi senilai Rp 604 miliar pada periode yang sama di 2016.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III Dasuki Amsir menjelaskan, perolehan laba bersih tersebut ditopang peningkatan penjualan.

"Penjualan kami meningkat karena dampak meningkatnya produktivitas tanaman dan upaya efisiensi untuk menekan harga pokok serta didorong oleh kenaikan harga komoditas," kata Dasuki di Jakarta, Senin (5/6/2017).

Dasuki menambahkan di tengah kenaikan harga komoditas, Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar Rp 11,2 triliun atau tumbuh 35 persen dibanding periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 8,3 triliun.

Kenaikan penjualan ini ditopang peningkatan produktivitas Crude Palm Oil (CPO) kebun sendiri sebesar 19 persen dan karet kering sebesar 5 persen.

"Jadi pencapaian laba bersih konsolidasi sebesar Rp 488 miliar, bukan saja berkah dari kenaikan harga komoditas, namun dari hasil evaluasi kami perbaikan kinerja yang terjadi dikarenakan adanya perubahan budaya kerja dan efisiensi dalam operasional baik di on farm ataupun off farm," dia menambahkan.

Dari sisi perbaikan operasional, manajemen mampu mencatatkan nett operating cash flow senilai Rp 1,5 triliun. Angka ini meningkat 373 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 327 miliar.

Sementara itu, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perusahaan yang menjadi faktor fundamental kinerja keuangan makin membaik dan sehat. Hal ini tercermin hingga April 2017, EBITDA Perseroan meningkat 182 persen atau sebesar Rp 2,5 triliun dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp 871 miliar.

Dasuki menjelaskan, perbaikan kinerja keuangan pun terus meningkat seiring dengan kembalinya kepercayaan perbankan. Hal ini juga terefleksi dari indikasi keuangan di awal tahun sudah menunjukkan hasil yang baik.

"Program dan strategi turn arround masih kami jalankan karena dampaknya cukup terlihat dalam kinerja keuangan yang terus membaik," tutup dia. 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya