RI Akan Punya Pabrik Protein Pakan Ternak Terbesar di Dunia

Pabrik yang nantinya dibangun akan melakukan pengolahan bahan baku pakan ternak yang berasal dari serangga.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Mei 2017, 17:10 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 17:10 WIB
Pabrik yang nantinya dibangun akan melakukan pengolahan bahan baku pakan ternak yang berasal dari serangga.
Pabrik yang nantinya dibangun akan melakukan pengolahan bahan baku pakan ternak yang berasal dari serangga.

Liputan6.com, Jakarta PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menggaet investor asing, PT Alternative Protein Indonesia (API), untuk menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara (Sumut).

Perusahaan patungan Belgia, Inggris, dan Denmark itu berencana membangun pabrik alternatif protein untuk pakan ternak senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,65 triliun.

Kerja sama ini ditunjukkan dengan penandatanganan Master of Agreement (MoA) antara PTPN III dengan PT API. PTPN III merupakan holding perkebunan milik negara yang menjadi pembangun sekaligus pengelola KEK Sei Mangkei.

Direktur Utama PTPN III, Dasuki Amsir, mengungkapkan PT API akan melakukan pembangunan insect bio reactor (lBR) untuk pengembangbiakan serangga Black Soldier Fly yang akan menghasilkan produk protein alternatif sebagai bahan pakan ternak (feed) dan bahan pangan (food) di lndonesia.

Pabrik yang nantinya dibangun akan melakukan pengolahan bahan baku pakan ternak yang berasal dari serangga yang banyak ditemukan di tandan kosong kelapa sawit.  

"Ini pengembangan industri baru di Indonesia. Peternakannya ada di Eropa, di sini pengembangan saja karena nanti protein dari sini dikirim lagi untuk breeding, lalu dipasarkan," terang Dasuki saat berbincang dengan wartawan di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, PT API tertarik berinvestasi di Indonesia lantaran bahan baku alternatif protein dari serangga banyak terdapat di Sumut, yakni dari tandan kosong kelapa sawit maupun bungkil sawit atau disebut Palm Kernel Meal (PKM).

"Pendekatan mereka ke bahan baku, mereka mau mengelola tandan kosong dan PKM. Kan bahan baku ada di Sumut, jadi mereka mendekati bahan baku," dia menjelaskan.

Dasuki mengungkapkan, API berencana menanamkan modal senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,65 triliun dengan membangun 5 IBR di Sei Mangkeu. Investasi ini akan dilakukan secara bertahap.

"Investasinya US$ 500 juta. Pabrik bakal groundbreaking Juli ini, dan memakan waktu 18 bulan, Februari 2019 selesai. Sebanyak 700 ribu ton tandan kosong dan PKM 300 ribu ton per tahun, kita akan suplai ke mereka," dia menjelaskan.  

Dasuki menyebut, PTPN III telah menyiapkan 51 hektare (ha) lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik alternatif protein oleh API. "Kita sudah siapkan. Aggreement sudah oke, tinggal ada beberapa dukungan yang harus di clear-kan ke depan," dia menjelaskan.

Sementara itu, SEVP Bidang Produksi PTPN III Alexander Maha menambahkan, pengembangan IBR ini merupakan inovasi baru di Indonesia. Tak main-main, PT API berencana mengembangkan alternatif protein di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 4 miliar dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Ini (pabrik) animal feed terbesar di dunia yang akan dibangun di Indonesia. Rencananya lima tahun ke depan investasi pengembangan hingga US$ 4 miliar dengan membangun total rencana bangun 25 IBR di seluruh Indonesia dan kebutuhan feedstock sekitar 2,5 juta per tahun," ujarnya.

Dia menilai komitmen investasi dari investor asing ini menjadi bukti kepercayaan mereka terhadap Indonesia, khususnya Sei Mangkei.

"Ini kepercayaan investor mancanegara ke Sei Mangkei. Karena setelah survei panjang, API yakin KEK Sei Mangkei adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi," Alex menuturkan.

Selain meningkatkan nilai investasi di Indonesia, pengembangan industri protein alternatif ini diharapkan dapat menyerap lebih dari 1.000 tenaga kerja, di mana secara bertahap akan mencapai total 10.000 pekerja.

Serah Terima Aset

Hari ini, PTPN III dan pemerintah meneken Perjanjian Kerja Sama Serah Terima Operasional Aset Pemerintah dari Kementerian Perindustrian. Aset Pemerintah yang diserahterimakan ke holding BUMN Perkebunan ini, meliputi jalan poros, tank farm dan pelabuhan di KEK Sei Mangkei.

Setelah dilakukan serah terima tersebut, perusahaan akan melakukan pengurusan perizinan dan mengurus kelengkapan operasional tank farm dan dry port seperti kelengkapan peralatan, sumber daya manusia (SDM), dan standar operasional dan prosedur (SOP). Ditargetkan Pelabuhan Sei Mangkei beroperasi pada Juni 2017, sedangkan untuk tank farm di Sei Mangkei akan beroperasi Juli 2017.

Sebagai pembangun dan pengelola KEK Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun Sumut, Dasuki mengatakan PTPN III telah membukukan nilai investasi sebesar Rp 10,1 triliun. Sementara lahan yang sudah terpakai untuk kebutuhan investor mencapai 200 hektare (ha).

"Nilai investasi Rp 10,1 triliun ini sudah termasuk US$ 500 juta komitmen PT API dan investor yang sudah masuk menggunakan lahan seluas 200 ha," ujar dia.

Proyeksi penyerapan tenaga kerja langsung dengan pengembangan KEK Sei Mangkei sebanyak 83 304 orang hingga 2031. Adapun dampak ke perekonomian dari pengembangan KEK Sei Mangkei diestimasikan terjadi peningkatan output sebesar Rp 92,1 triliun terhadap ekonomi nasional.

Hingga 2031, diperkirakan terjadi peningkatan investasi di KEK Sei Mangkei mencapai Rp 134,1 triliun yang berupa pengembangan infrastruktur kawasan senilai Rp 5,1 triliun dan investasi dari investor senilai Rp 129 triliun. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya