5 Tips Ampuh untuk Tingkatkan Kinerja di Kantor

Ternyata pola pikir dan praktik para atlet, seniman, intelektual, dan pengusaha top yang sukses sebenarnya sangat mirip.

oleh Dhita Koesno diperbarui 10 Jul 2017, 06:15 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 06:15 WIB
Ilustrasi Orang sukses
Ilustrasi Orang sukses (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Jika ingin menjadi lebih baik untuk melakukan sesuatu hal, apa pun itu, cara yang baik untuk memulai adalah dengan melihat kesuksesan yang pernah diraih oleh orang lain yang sudah sukses lebih dulu.

Ternyata pola pikir dan praktik para atlet, seniman, intelektual, dan pengusaha top yang sukses sebenarnya sangat mirip, ada beberapa prinsip yang selalu dilakukan para orang sukses dan hal ini terbukti bisa meningkatkan kinerja kerja dengan baik.

Situs New York Magazine memberikan lima tips yang biasa dilakukan para pesohor sukses dalam hal meningkatkan kinerja. Berikut ini ulasannya seperti dikutip pada Senin (10/7/2017):

1. Merasa nyaman dengan ketidaknyamanan

Hanya sedikit orang yang bisa menikmati tekanan saat bekerja. Merasa tidak nyaman umumnya dianggap sebagai kemampuan yang tidak haeus dipraktikkan.

Ada satu penelitian baru yang  menunjukkan bahwa sebenarnya Anda bisa secara khusus mendorong diri sendiri secara fisik dengan mengelola ketidaknyamanan.

Misalnya dengan latihan atau olahraga berat, memilih untuk mengatakan "ya" ketika tubuh dan pikiran meminta untuk mengatakan "tidak", akan mengajarkan Anda bagaimana bersikap baik dengan ketidaknyamanan secara lebih umum dan menunjukkan bahwa Anda mampu bekerja melalui tantangan.

Dengan kata lain, Anda tidak perlu menjadi atlet untuk melihat olahraga sebagai bagian dari pekerjaan Anda. Ini tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik saja, tapi ini juga meningkatkan kebugaran mental Anda.

2. Fokus pada proses yang lebih dari sekedar hasil

Tujuan besar bisa berfungsi sebagai alat motivasi yang bagus. Tapi biasanya orang terlalu menekankan pada apakah ia mencapai tujuan dan tidak cukup menekankan pada pelaksanaannya untuk mencapai tujuan.

Mengadopsi proses pola pikir berarti Anda bisa menetapkan sasaran, mencari tahu langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang berada dalam kendali, dan kemudian sebagian besar dapat melupakan tujuan dan fokus utama.

Cara ini juga menunjukkan bahwa Anda harus menilai apakah diri Anda memiliki kekurangan dalam proses menyelesaikan sebuah tujuan.

Sebuah proses pola pikir juga memastikan bahwa harga diri Anda tidak bergantung pada kejadian yang berada di luar kendali. Contohnya, bos yang akan mempromosikan Anda dipecat atau ban Anda tiba-tiba kempes dalam lomba sepeda yang pertama kali diikuti.

Dengan demikian Anda bisa meningkatkan stamina dan kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan. Sesuatu yang berasal dari diri sendiri adalah kunci kesuksesan untuk jangka panjang.

Cara ini juga bisa membantu menjaga gairah hidup Anda tetap "harmonis," bukan "obsesif," karena gairah yang harmonis terkait dengan kinerja dan kepuasan hidup yang berkelanjutan, sedangkan gairah obsesif terkait dengan kecemasan dan kelelahan.

3. Bersabar

Dalam latihan olahraga ada konsep yang disebut kelebihan beban progresif. Disebutkan bahwa jika Anda ingin menumbuhkan otot dan fungsinya misalnya otot bisep saat berlari, Anda perlu menantangnya lebih lanjut, tambahkan intensitas dan durasi latihan dari waktu ke waktu.

Yakinlah hari-hari yang awalnya terasa sulit akan menjadi hari-hari yang mudah. Pengulangan dan konsistensi adalah kuncinya.

Memang hasilnya tidak bisa terwujud dalam semalam tapi akan terlihat dalam beberapa bulan, atau bahkan bertahun-tahun, begitu pula halnya dengan pekerjaan, lakukan seperti hal di atas, tambahkanlah beban pekerjaan Anda, dan bersabar melakukannya, maka hasilnya dapat Anda lihat akan menjadi lebih baik dalam beberapa bulan.

Contoh lain jika Anda memikirkan suatu hubungan, atau hampir semua hal dalam hidup, biasanya bekerja dengan cara yang sama. Pasangan romantis, keluarga, dan bahkan seluruh organisasi tumbuh setelah menghadapi tantangan, atau apa yang oleh seorang ilmuwan disebut "stres", dan kemudian memiliki waktu untuk pulih dan memprosesnya.

Terlalu banyak stres, tidak cukup istirahat, maka hasilnya adalah luka, kelelahan, atau kegagalan. Jika stres dirasa berlebih, maka perbanyak juga istirahat. Rumusnya: stres + istirahat = berkembang.

4. Mengadopsi mentalitas seorang juara

Sebuah penelitian menyebut ada perbedaan antara atlet yang mengatasi kesulitan dan kemudian menjadi kelas dunia, biasa disebut  super juara dan mereka yang berjuang menghadapi kesulitan atau hampir juara.

Seorang super juara biasanya bermain di liga premier atau bersaing di tim nasional (Olimpiade), sementara yang hampir juara telah mencapai posisi baik di tingkat remaja namun hanya bermain di liga yang kurang bergengsi untuk orang dewasa.

Para peneliti menemukan bahwa super juara ditandai oleh beberapa ciri utama:

- Mereka melihat tantangan adalah sesuatu yang positif sebagai peluang untuk berkembang
- Mereka menjadikan sebuah kepentingan di sepanjang hidup mereka, bukan apa yang orang lain ingin mereka lakukan
- Tujuan mereka sederhana: agar bisa menjadi lebih baik
- Mereka memiliki orang tua yang mendukung, tapi tidak obsesif
- Mereka terlibat dalam hubungan mentoring jangka panjang dan memberdayakan.

Studi khusus ini meneliti kinerja atletik yang menjelaskan bahwa ciri-cirinya adalah kunci untuk menjadi super juara super di dalam dan luar lapangan.

5. Strategi self-distancing

Atlet petualangan terbaik di dunia sering menemukan diri mereka dalam situasi yang sulit. Ketika mereka melakukannya, rahasia mereka untuk keluar dari perjuangan adalah melangkah keluar dari diri mereka.

Bila Anda perlu membuat keputusan yang menantang atau menemukan diri Anda dalam situasi yang penuh dengan emosi, tanyakan pada diri Anda: "Apa yang akan Anda katakan kepada seorang teman untuk dilakukan?" Dan kemudian lakukan itu.

Strategi ini biasa disebut "self-distancing" yang memungkinkan Anda melepaskan diri secara emosional dari situasi yang intens, buka jalan untuk wawasan yang lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality, disebutkan bahwa self-distancing  bisa membuat orang lebih fokus untuk mengingat rincian emosional yang menggugah.

Dengan kata lain, cobalah melepaskan diri dari gambaran itu, Anda mungkin akan mendapatkan pandangan yang jauh lebih lengkap dan lebih rasional tentang hal tersebut.​

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya