Sumur Minyak Blora yang Sembur Air 30 Meter Tak Berbahaya

Semburan air pada sumur minyak di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora tidak mengandung minyak maupun gas berbahaya.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Sep 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2017, 21:00 WIB
Ilustrasi sumur minyak
Ilustrasi sumur minyak

Liputan6.com, Jakarta Semburan air pada sumur minyak di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora tidak mengandung minyak maupun gas berbahaya. Sumur ini sendiri belum lama menyemburkan air hingga setinggi 30 meter.

"Jadi lokasi tersebut tidak dalam pengelolaan KSO Trembul tetapi sumur ex BUMD Sarana Patra Jateng (SPJ) yang kontraknya sudah berakhir tahun 2015 dan tidak diperpanjang," kata Government & Public Relation Assistant Manager PT Pertamina EP Asset 4, Pandjie Galih Anoraga kepada Liputan.com di Jakarta, Sabtu (23/9/2017).

Dia menerangkan, semburan tersebut muncul karena adanya tekanan yang tinggi di bawah tanah. Namun, dia bilang, semburan tersebut mulai mereda.

Lebih lanjut, Pandjie mengatakan Tim Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Pertamina EP terus melakukan pemantauan terhadap semburan tersebut. Tim HSSE juga telah melakukan pemeriksaan yang hasilnya menunjukan air yang dikeluarkan bukanlah minyak dan tidak mengandung gas beracun.

"Jadi sudah kita tes temen-temen HSSE sudah ngetes di situ minyaknya nggak ada, kandungan minyak, H2S itu 0, karbon monoksida 0 dan LEL itu ya 0. Jadi memang air di bawah permukaan yang terkena tekanan tinggi dari bawah tanah. Kalau untuk gas beracunnya, minyak, tidak ada di air. Memang sekarang air semua yang keluar," jelas dia.

Menurut Pandjie, lokasi semburan jauh dari lokasi pemukiman warga. Meski demikian, pihaknya akan melakukan penanganan supaya air yang keluar dari sumur tak meluber ke mana-mana.

"Tetap agar airnya tidak meluber kemana-mana kita bikinkan parit agar airnya bisa tertampung," ujar dia.

 

selanjutnya

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, PT Pertamina EP Cepu Field menyatakan akan terus melakukan pemantauan atas semburan dari sumur Tungkul 25 yang terjadi pada Kamis sore (21/9/2017) dan disusul sumur Tungkul 9 Jumat (22/9/2017) yang jarak antar sumurnya sekitar 50 meter di Dukuh Nglencong, Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.

Cepu Field Manager Pertamina EP Heru Irianto mengatakan, pihaknya menerima laporan tersebut pada Jumat lalu. Dari laporan yang diterima, semburan air sempat mencapai ketinggian 35 meter.

"Laporan kejadian masuk ke kami hari Jumat pagi dari pihak PT Foster. Dan langsung pemantauan segera dilakukan oleh Tim HSSE dan sekuriti kami sejak Jumat (22/9/2017) hingga Sabtu pagi (23/9/2017) ini semburan air ketinggian semula kurang lebih 35 meter dan berangsur menurun saat ini sekitar 18 meter," kata dia.

Heru menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan atas air asin dan gas H2S di sekitar wilayah menunjukkan jika air yang menyembur dari sumur ini bukan minyak ataupun gas berbahaya. Dia bilang, air yang terdorong akibat tekanan yang tinggi di bawah permukaan tanah.

Dia menambahkan, Pertamina EP tengah memastikan wilayah di sekitar sumur benar-benar aman. Pihaknya juga akan melakukan pengecekan berkala untuk memastikan kandungan cairan dan gas yang keluar dari sumur.

"Langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan Pertamina EP saat ini adalah memastikan area sekitar aman, melakukan pengecekan secara berkala kandungan dari cairan dan gas yang keluar dari kedua sumur, mengupayakan semaksimal mungkin agar air dari kedua sumur tidak menyebar luas dan merugikan pihak lain. Dan kami terus melakukan pemantauan perkembangan di lapangan sejak laporan diterima hingga saat ini," jelas Heru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya