Menteri Jonan Tak Ingin Ada Penambahan PLTU di Jawa

Pembangunan pembangkit dilakukan dekat sumber energi untuk mengurangi biaya sehingga harga listrik jauh lebih murah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Sep 2017, 13:45 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 13:45 WIB
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tidak ingin pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa. Ia ingin aga rpembangunan PLTU dilakukan di luar Jawa. Hal tersebut untuk mengoptimalkan kebijakan penggunaan energi sesuai dengan potensi yang ada di wilayah.

Jonan mengatakan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018 yang masih dirancang, akan ditetapkan pembangunan pembangkit listrik sesuai dengan potensi energi yang ada di wilayah masing-masing.

Pembangunan pembangkit juga dilakukan dekat sumber energi, hal ini untuk mengurangi biaya, sehingga listriknya jauh lebih murah.

"Untuk pulau ada sumber gasnya kita bangun PLTG disumur gasnya agar tidak perlu membangun pipa sehingga harganya murah. Untuk pulau ada tambang batubara bangun pembangkit di mulut tambang," kata Jonan, saat membuka pekan pertambangan dan energi 2017, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2017).

‎Dengan diterapkannya kebijaan tersebut, kedepannya Jonan tidak mau ada PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara dibangun di Pulau Jawa. Pasalnya, Jawa tidak memiki tambang batu bara.

"Saya tidak mau PLTU bertambah di Jawa, kita ini (Jawa) pengguna PLTU terbesar, penduduknya juga besar," ujarnya.

Menurut Jonan, untuk nasib PLTU yang pembangunannya sudah masuk rencana, akan tetap diperbolehkan. Tetapi dia tetap mendorong pembangunan pembangkit di Jawa menggunakan ‎energi yang sesuai dengan potensinya, salah satunya adalah energi gas.

"Yang sudah tanda tangan jalan saja, ada sumur gas di Jawa Selat Madura ada. Jadi mustinya bisa,kita tutup, diusahakan pembankit batubara di mulut tambang," tutup ‎Jonan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLTG

Sebelumnya, Menteri Jonan juga ingin agar pembangunan pembangkit listrik berenergi gas digenjot. Pasalnya, pemerintah telah memprioritaskan alokasi gas untuk sektor kelistrikan.

Jonan mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sektor kelistrikan harus mendapat prioritas pasokan gas. Dilatarbelakangi arahan tersebut, dia pun telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM yang mengatur besaran dan sumber pasokan gas untuk pembangkit listrik berbahan bakar gas.

"Saya sudah‎ keluarkan Kepmen buat turbin-turbin PLN sudah ditentukan pasok berapa dan dari mana sebagainya," kata Jonan.

Setelah menetapkan alokasi dan sumber gas dalam Keputusan Menteri, Jonan meminta dalam waktu dekat ada pembangunan ‎pembangkit yang menggunakan energi gas untuk memproduksi listrik.

"Saya sudah minta untuk buat lagi PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) itu dan PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) itu alokasi gasnya akan di putuskan pemerintah," papar dia.

Menurut Jonan, dengan adanya kepastian alokasi gas, maka jumlah pembangkit berenergi gas dapat meningkat, bahkan lebih besar dari kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mengkonsumsi batu bara.‎

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya