RI Tawarkan Proyek Pariwisata Rp 39 Triliun kepada Investor

Saat ini sejumlah negara di dunia mengembangkan pelayanan terhadap berbagai hal, termasuk gaya hidup unuk berwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2017, 19:14 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 19:14 WIB
(Foto:Liputan6.com/Surya P)
Regional investment forum

Liputan6.com, Jakarta - Forum promosi investasi yang digelar oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Pariwisata, Bank Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menawarkan proyek pariwisata di destinasi prioritas senilai US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 39 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat) dalam Regional Investment Forum (RIF) di Padang 15-17 Oktober 2017.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, saat ini di negara-negara kelas menengah tengah mengembangkan diri dalam memberikan pelayanan terhadap berbagai hal terhadap gaya hidup untuk berwisata bagi masyarakat dunia.

Thomas menambahkan, ada delapan destinasi pariwisata yang ditawarkan dalam kegiatan RIF, tiga destinasi prioritas tersebut adalah Danau Toba, Borobudur dan Tanjung Kelayang, enam merupakan destinasi prioritas. Serta dua kawasan pariwisata terpadu di Sumatera Barat, yakni Mandeh dan Gunung Padang, akan menjadi fokus utama yang ditawarkan.

"Di antaranya Danau Toba ada lima proyek dengan estimasi nilai proyek US$ 2,3 miliar, kemudian Borobudur 10 proyek senilai US$ 562 juta, serta Tanjung Kelayang 2 proyek perhotelan senilai US$ 60 juta. Sehingga totalnya adalah US$ 2,9 miliar," kata dia Senin (16/10/2017).

Thomas menambahkan, saat ini sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang tumbuh di level 35 persen - 40 persen jauh di atas pertumbuhan investasi nasional yang per tahun di level 12 persen-14 persen.

"Porsinya hingga kini masih kecil bila dibandingkan dengan GDP, tapi nanti lama-lama juga akan menjadi besar kalau tumbuh terus secara signifikan," ujar dia.

Dia menjelaskan, dari enam destinasi prioritas tersebut, tiga destinasi di antaranya telah memiliki proyek-proyek yang siap ditawarkan ke investor karena sudah dilengkapi dengan peraturan daerah dan tinggal menunggu investor untuk berinvestasi. (Surya Prana)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tumbuh sekitar 25 persen. Tak hanya dari jumlah wisatawan, tetapi juga tujuan wisata. Indonesia terpilih sebagai tujuan terbaik wisata di Asia Pasifik.

"Investment semester I hampir US$ 1 miliar proyeksi pada 2017 diharapkan US$ 1,7 miliar. Saya harapkan bisa tembus US$ 2 miliar itulah tujuan kita. Karena satu tahun kita membutuhkan US$ 2 miliar yang harus kita lakukan,” ujar dia.

Arief juga mendorong pembangunan kawasan ekonomi khusus pariwisata di setiap daerah. Selain itu, para jajaran pejabat di pemerintah provinsi diharapkan dapat memberi izin yang mendukung industri pariwisata.

"Saya sarankan untuk membuat kawasan ekonomi khusus pariwisata, tidak terlalu banyak pintu akan lebih mudah dan lebih murah, kita bayangkan investor dari luar tidak tahu daerah tidak harus datang kesekian titik. Kalau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan pelayanan terpadu satu pintu dari itu sudah dijamin oleh BKPM tidak mungkin lebih tiga jam tidak menunggu harian, maka izin akan keluar, itulah rahasia suksesnya," ujar dia.

Arief juga mengharapkan kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan negara semakin meningkat. Saat ini penyumbang pendapatan negara berasal dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), pariwisata, minyak dan gas, batu bara. "Target kita pariwisata menjadi nomor 1," tutur dia.

Terkait potensi pariwisata Sumatera Barat, Gubernur Sumatera Barat Iwan Prayitno menuturkan, potensi wisata di wilayahnya sangat baik untuk dikembangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya