Rencana Reformasi Pajak AS Seret Harga Emas Jatuh

Investor bertaruh pada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat sebagai akibat pembelian aset berisiko.

oleh Nurmayanti diperbarui 21 Okt 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2017, 08:00 WIB
Permintaan Menguat Harga Emas Makin Berkilau
Permintaan emas menguat terutama dari India membuat harga emas semakin berkilau di awal pekan.

Liputan6.com, New York - Harga emas turun seusai Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui cetak biru anggaran yang membuka jalan bagi kebijakan pemotongan pajak. Ini menyebabkan saham, dolar dan imbal hasil obligasi meningkat.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar Spot turun 0,77 persen ke posisi US$ 1.279,44 per ounce, atau turun sekitar 1,9 persen dalam seminggu.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun US$ 9,50, atau 0,7 persen menjadi US$ 1.280,50 per ounce. Angka ini 1,8 persen lebih rendah pada minggu ini.

Senat yang dikendalikan Partai Republik, memutuskan untuk  membersihkan halangan untuk meloloskan kebijakan pemotongan pajak yang akan menambah hingga 1,5 triliun dolar untuk defisit federal selama dekade berikutnya. 

Investor juga bertaruh pada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat sebagai akibat pembelian aset berisiko. Sementara pemegang obligasi mengurangi posisi mereka dipicu kekhawatiran bahwa inflasi dan pinjaman federal dapat meningkat. 

Imbal hasil obligasi AS naik, membalikkan penurunan yang terjadi sebelumnya. Ini setelah pejabat Gedung Putih mengatakan Ketua Federal Reserve Janet Yellen tampak berada di Gedung Putih untuk makan siang dengan penasihat ekonomi Presiden Donald Trump Gary Cohn. 

Trump kemungkinan mengumumkan pilihannya untuk menduduki kursi kepemimpinan Bank Sentral AS pada awal pekan depan, setelah dia mewawancarai lima kandidat termasuk Yellen.

Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan tekanan pada emas batangan karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil, sementara dolar yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Investor juga mungkin melihat pemotongan pajak sebagai penyebab suku bunga A.S. yang lebih tinggi, kata analis INTL FCStone Edward Meir. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan mendorong imbal hasil obligasi dan dolar.

 

Adapun harga perak turun 1 persen ke posisi US$ 17,02 per ounce, jatuh sekitar 2 persen. Harga Platinum turun 0,3 persen menjadi US$ 918,50 per ons dan paladium naik 1,5 persen menjadi US$ 972,80 per ounce.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya