Pertimbangan Vivo Masih Jual BBM Berkadar RON 88

Vivo akan mengikuti kebijakan pemerintah, atas penggunaan standar BBM yang rencananya akan ditingkatkan dari Euro 3 menjadi Euro 4.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Okt 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 12:00 WIB
SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta PT Vivo Energy Indonesia ‎akan mengoperasikan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada November 2017. Salah satu jenis BBM yang dijual, yaitu Revvo 88 yang memiliki kadar Research Octane Numer (RON) 88.

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengungkapkan,‎ Vivo melihat konsumsi BBM dengan kadar RON 88 masih besar. Itu yang menjadi alasan perusahaan yang induk usahanya, Vitol Group berkedudukan di Swiss ini menyajikan BBM tersebut.

"Spesifikasi RON 88 masih memiliki pasar besar di Indonesia," kata Maldi, di Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Menurut Maldi, Vivo akan mengikuti kebijakan pemerintah, atas penggunaan standar BBM yang rencananya akan ditingkatkan dari Euro 3 menjadi Euro 4. Namun saat ini kebijakan tersebut belum terlihat akan diterapkan.

"Kami saat ini paham Indonesia mau berlaih dari Euro 3 ke 4 tapi sampai saat ini belum ada progress," ujarnya.

Maldi mengklaim, spesifikasi BBM yang dijual Vivo telah mengikuti standar dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dalam menteapkan harga BBM RON 88 pun, Vivo akan mengikuti penetapan pemerintah, meski BBM tersebut tidak masuk dalam penugasan. Untuk saat ini Revvo 88 dijual dengan harga Rp‎ 6.500 per liter.

‎"Ron 88 harga akan menikuti dengan pemerintah. Kita akan mematuhi harga yang ditetapkan Pemerintah Indonesi‎a," tutur Maldi.

Maldi mengungkapkan, produk BBM yang dijual di SPBU‎ Vivo akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Sebab itu pada setiap SPBU Vivo kemugnkinan terjadi perbedaan jenis BBM yang dijual.

"Itu sudah melakukan kajian perusahaan.‎ Setiap ada potensi kita lakukan kajian produk yang cocok di lokasi tersebut," tutup ‎Maldi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya