Arab Saudi Bakal Bangun Kota Canggih US$ 500 Miliar di 3 Negara

Nantinya kota megapolitan itu dilistriki energi terbarukan, jalan-jalan dipenuhi mobil otomatis dan internet gratis dengan kecepatan tinggi.

oleh Vina A Muliana diperbarui 25 Okt 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 21:00 WIB
Pangeran Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman ditunjuk jadi putra Mahkota Arab Saudi (Foto:Hassan Ammar/AP)

Liputan6.com, New York - Pemerintah Arab Saudi memiliki rencana untuk membangun kota megapolitan baru yang berdiri di tiga negara. Tak tanggung-tanggung, dana yang akan digelontorkan dalam pembangunan tersebut mencapai US$ 500 miliar atau Rp 6.785 triliun (kurs: Rp 13.500 per dolar AS).

Proyek yang dinamakan NEOM ini diumumkan pada Selasa waktu setempat oleh Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman. NEOM akan menjadi megaproyek yang sengaja didesain untuk memajukan perekonomian Arab Saudi.

"Kami mencoba untuk bekerja sama hanya dengan orang yang punya mimpi besar. Tempat ini bukan untuk perusahaan atau orang-orang biasa," tutur Pangeran Mohammed, seperti dilansir dari CNNMoney, Rabu (25/10/2017).

Nantinya kota megapolitan tersebut akan sepenuhnya dilistriki oleh energi terbarukan. Jalan-jalan bakal dipenuhi oleh mobil otomatis serta teknologi drone yang bisa mengangkut penumpang. Koneksi internet kecepatan tinggi juga tersedia secara cuma-cuma.

"Seluruh jasa dan energi di NEOM akan 100 persen otomatis. Kota ini bertujuan menjadi destinasi paling efisien di dunia," jelas Badan Dana Investasi Publik Arab Saudi pada awak media.

Kota NEOM akan memiliki pemerintahan yang terbuka, lepas dari kerangka pemerintah Arab Saudi yang ada. Luas pembangunan megaproyek ini adalah 26.500 kilometer persegi di dekat Laut Merah. Wilayah NEOM juga akan membentang melintasi perbatasan Mesir dan Yordania.

Selain dibiayai oleh dana pemerintah, proyek juga bakal menyerap dana swasta baik dari investor lokal maupun internasional. Beberapa miliarder yang turut membantu proyek ini adalah pendiri SoftBank Masayoshi Son dan CEO Blacksone, Stephen Schwarzman.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya