Jadi Ladang Pajak, Jonan Dorong Perusahaan Migas Transparan

Penerapan transparansi perpajakan dan akuntabilitas pada perusahaan yang bergerak pada sektor ESDM sangat penting.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Nov 2017, 14:28 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 14:28 WIB
Keterbukaan Data Mampu Gairahkan Investasi Migas
Kementerian ESDM berencana menyempurnaan sistem pengelolaan data hulu migas untuk mendorong eksplorasi migas.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan akan meningkatkan transparansi perpajakan dan akuntabilitas laporan keuangan, pada perusahaan yang bergerak di sektor ESDM.

Penerapan transparansi perpajakan dan akuntabilitas pada perusahaan yang bergerak pada sektor ESDM sangat penting. Ini bertujuan membuat setoran pajak menjadi lebih baik.

"Kami sendiri mendorong bahwa transparansi itu menurut kami penting sekali. Sehingga masalah pembayaran pajak , akuntabilitas bisa lebih baik," kata Jonan, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Ketika baru menjabat sebagai Menteri ESDM, yang berbarengan dengan program pengampunan pajak (tax amnesty), ‎Jonan mengaku mendapat pesan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, agar lebih aktif mendorong transparansi dan ketaatan membayar pajak ke perusahaan yang ditangani Kementerian ESDM .

"Salah satu yang dikemukakan menteri keuangan pada waktu itu, bahwa sektor energi dan sumber daya mineral dan pertambangan termasuk kelistrikan, diminta untuk lebih aktif dan transparan di dalam perpajakan," papar dia.

Berdasarkan catatan Sri Mulyani, perusahaan pada sektor ESDM‎ masuk bisnis skala besar, sehingga potensi pendapatan pajak dari sektor ini juga besar jika transparansi berlaku.

‎"Karena menurut catatan beliau sektor ini, adalah sektor besar yang juga diharapkan untuk bisa lebih transparan," jelas dia.

Jonan menyebutkan, perusahan yang ‎memiliki pendapatan besar adalah PT Pertamina (Persero). Pendapatannya mencapai Rp 700 triliun sampai Rp 800 triliun per tahun. Perusahaan ini membukukan pendapatan terbesar di Indonesia. Kemudian disusul dengan PT PLN (Persero) sekitar Rp 350 triliun.

"Kalau kita lihat perusahaan yang beroperasi di Indonesia , itu tidak ada yang lebih besar dari Pertamina. Pertamina itu topline sales-nya dalam setahun Rp 700 triliun-Rp 800 triliun. Kalaupun digabung semua banking, revenue tidak ada yang segitu," tutup Jonan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Catatkan Saham di RI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong perusahaan tambang asing mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini agar pasar modal Indonesia semakin berkembang.

Jonan mengatakan, dari 600 perusahaan yang terdaftar di BEI, jumlah perusahaan energi dan tambang masih menjadi ‎minoritas. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan lokal.

"Kalau dilihat, yang ada di bursa dari 600 listed company, enggak banyak yang masuk bursa, Kecuali yang sudah jadi perusahaan Indonesia, seperti Adaro dan Indika," kata Jonan, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Jonan menuturkan, masih banyak perusahaan yang di bawah pengawasan Kementerian ESDM belum terdaftar di BEI, khususnya perusahaan badan usaha asing seperti Freeport Indonesia.

"Tapi yang masih mayoritas dikelola oleh badan usaha asing seperti vale freeport tidak listed di sini," ujar Jonan.

Jonan pun akan mendorong perusahaan asing memiliki program mendaftarkan perusahaannya di BEI. Hal ini akan membuat pasar saham Indonesia akan semakin menarik karena jumlah perusahaan yang terdaftar bertambah.

"Kami akan minta bahwa di kemudian hari mereka harus punya program, untuk listing di bursa efek indonesia. Sehingga BEI menjadi lebih menarik dan lebih besar," tutur Jonan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya