Liputan6.com, Yogyakarta - Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, tengah mengembangkan layanan Modified Relaxation Therapy (MRT) untuk mengatasi stres dan kecemasan yang mulai dikembangkan pada tahun 2024. Sebagai layanan di bidang medis dan wellness, Dokter Spesialis Kejiwaan RSA UGM Shinta Retno mengatakan melalui penggabungan teknik-teknik relaksasi, meditasi, dan mindfulness, terapi ini dikembangkan secara khusus menyesuaikan kondisi individu pesertanya.
“Terapi ini dipandu oleh psikiater dan psikolog berpengalaman dari RSA UGM untuk memastikan bahwa tahapan relaksasi berlangsung dengan nyaman dan efektif,” katanya ‘RSA UGM Goes to Campus: Modified Relaxation Therapy’ dalam rangka mengenalkan layanan ini di kalangan pekerja perempuan di lingkungan UGM sekaligus memperingati Hari Perempuan Sedunia, Jumat (7/3/2025).
Shinta menjelaskan Modified Relaxation Therapy (MRT) ini memiliki tujuan membantu mengatasi stres dan kecemasan, peningkatan kesehatan mental dan emosional. Selain itu juga menurunkan tekanan darah, meningkatkan fokus dan konsentrasi, dan banyak manfaat lainnya. “Di tengah kehidupan yang terus bergerak semakin cepat, kita butuh relaksasi sejenak dari rutinitas hidup sehari-hari,” ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Peserta terapi MRT yang kebanyakan kaum perempuan mengawali praktik latihan pernapasan untuk mengatur keseimbangan sebelum beranjak ke sesi berikutnya. Melalui sesi meditasi ini, peserta dapat beristirahat sejenak dan melepaskan beban pikiran di tengah hiruk pikuk pekerjaan.
Sesi selanjutnya, terapi dilanjutkan dengan relaksasi dan meditasi yang diiringi dengan musik yang tenang. Salah satu peserta layanan MRT untuk mengatasi stres dan kecemasan Yanti dari Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM mengatakan terapi ini membuat dirinya merasa lebih rileks. “Kami belajar tentang bagaimana mengelola pikiran agar tidak terburu-buru pada saat cemas supaya masih bisa berpikir dengan jernih,” ujarnya.