Pemerintah Ingin Jasa Marga Jadi Operator Tunggal di Trans Jawa

Kementerian BUMN ingin Jasa Marga menguasai tol trans Jawa agar menyediakan ruang untuk UKM berusaha.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 09 Nov 2017, 12:45 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2017, 12:45 WIB
GT Cibubur Utama dan Cimanggis Utama Dihapus
Sejumlah kendaraan antre di pintu tol Cibubur Utama, Jakarta, Rabu (6/9). PT Jasa Marga akan melakukan perubahan sistem transaksi jalan tol Jagorawi dari sistem terbuka dan tertutup menjadi sistem terbuka. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menjadikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebagai satu-satunya BUMN yang mengoperasikan Tol Trans Jawa. Jadi PT Jasa Marga Tbk akan mengambil alih ruas-ruas tol yang dimiliki BUMN lain.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSSP) Kementerian BUMN), Ahmad Bambang menyampaikan hal itu di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (9/11/2017).

"Begini, beberapa yang nyambung, kita usahakan dipegang satu tangan. Jadi Trans Jawa ada yang Jasa Marga minoritas, ini yang coba dibeli dulu sama Jasa Marga, supaya Jasa Marga mayoritas, supaya dia jadi operator seluruh Trans Jawa, nyambung. Di luar itu swasta," kata dia.

Terkait pembiayaan, Ahmad Bambang mengatakan, nantinya bisa menggandeng BUMN lain seperti PT PP Tbk.

"Kita bisa gunakan cara lain, PT PP Tbk bisa nalangin dulu, beli dulu nanti alihkan lagi. Itu caranya saja yang penting kepentingan nasional satu jalur ini satu tangan," jelas dia.

Dia menambahkan, ada beberapa keuntungan apabila Jasa Marga menguasai Trans Jawa. Salah satunya, Jasa Marga bisa menyediakan ruang untuk usaha kecil menengah (UKM) berusaha.

"Kenapa kita mau BUMN operator Trans Jawa supaya bisa menyediakan bantu UKM untuk jualan, misalnya rest area kalau swasta jadi seperti sekarang UKM disuruh bayar 5 tahun, UKM mana punya uang," jelas dia.

Sementara itu, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengaku, akan menunggu arahan dari Kementerian BUMN. "Kementerian, kita nggak bisa ngomong. Wacana iya, wacana ke depannya, tapi kita lihat juga," ujar dia.

Dia menuturkan, Jasa Marga akan menimbang berbagai aspek, baik dari segi spesifikasi hingga terkait masalah monopoli.

"Mungkin yang dimaksud idealnya, spesifikasi-spesifikasi, tapi banyak pertimbangan monopoli apa segala macam. Wacananya memang karena kita operator paling lama mungkin itu maksudnya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Anak Usaha Jasa Marga Catatkan Obligasi

Anak usaha PT Jasa Marga Tbk yakni PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) mencatatkan surat utang berbasis proyek (project bonds) untuk ruas Tol JORR W2 Utara atau Kebon Jeruk-Ulujami di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Total nilai penerbitan project bonds ini senilai Rp 1,5 triliun. Adapun ruas tol tersebut sepanjang 7,67 kilometer (km) dan telah beroperasi sejak 2014.

Direktur Utama MLJ Edwin Cahyadi mengatakan, dana penerbitan obligasi ini mayoritas untuk pelunasan kredit.

"Peruntukan dana project bonds tersebut sebagian besar akan digunakan untuk pelunasan kredit investasi dan sisanya sebagai modal kerja," kata dia di BEI Jakarta, Kamis 9 November 2017.

Surat utang tersebut mendapat peringkat idAAAsf (triple A structured finance) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Project bonds dengan nama Obligasi I Marga Lingkar I Jakarta Tahun 2017 ini mengalami kelebihan permintaan sebanyak 1,37 kali dengan nilai Rp 1,8 triliun.

Project bonds Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 terbagi dalam 5 kelompok. Pertama, Seri A 3 tahun sebesar Rp 200 miliar. Adapun bunga yang ditawarkan 7,45 persen.

Lalu, Seri B 5 tahun sebesar Rp 217 miliar dengan bunga 7,75 persen. Seri C 7 tahun senilai Rp 299 miliar dengan bunga 8,30 persen.

Seri D 10 tahun senilai Rp 320 miliar dengan bunga 8,70 persen. Terakhir, Seri E 12 tahun sebesar Rp 464 miliar dengan bunga 8,85 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya