Liputan6.com, Jakarta Seniman Budi Ubrux menilai pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) atau Bandara Kulon Progo bisa lebih memperkuat tradisi dan seni di Yogyakarta.
Keberadaan Bandara Kulon Progo akan memudahkan seniman dari berbagai belahan dunia untuk datang ke Indonesia. Suatu kebanggaan tersendiri bagi seniman jika diberikan sarana dan prasarana guna menunjang aktivitas di dunia seni.
"Sangat mendukung sekali dan harapannya itu seperti, kita kan seniman, seperti zaman Pak Sukarno (Presiden RI Pertama). Banyak seniman seluruh dunia bangga dan ingin sekali datang ke Indonesia," kata Budi Ubrux dalam keterangannya, Jumat (8/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Seniman kelahiran 22 Desember 1968 di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, itu mengungkapkan, pada masa itu banyak karya-karya seniman yang bangga karena mendapatkan apresiasi dari Presiden RI Sukarno.
Budi Ubrux menyinggung bagaimana seniman dari berbagai negara datang ke Bali saat itu. Mereka datang dan belajar di Bali hingga beberapa di antaranya banyak yang menetap di daerah tersebut. Melalui Bandara NYIA Kulon Progo pula, ia berharap seniman akan mendapatkan tempat tersendiri di masa mendatang.
"Dulu banyak seniman-seniman seluruh dunia itu menetap di Bali, terus melukis di Bali dan sampai menetap tinggal di Indonesia. Dengan Bandara Yogya yang baru ini, harapannya seperti zaman Pak Karno, banyak seniman-seniman yang ingin datang ke Yogya," tuturnya.
Ditambahkan Ubrux, Yogya merupakan kota budaya atau pusat budaya di Indonesia. Banyak seniman dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri ingin berkumpul di Yogyakarta. Saat ini, tercatat ada 7 ribu lebih seniman yang tersebar di Kota Gudeg.
Jumlah ini yang tercatat di perguruan tinggi dan masih banyak seniman otodidak yang tidak tercatat. Baginya, keberadaan NYIA Kulon Progo sebagaimana kemajuan di berbagai bidang, selayaknya diterima demi kemajuan di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.
"Prinsipnya kalangan seniman bisa melihat manfaat dengan adanya bandara ini," ucapnya.
Menhub: Pembangunan Infrastruktur Transportasi Tak Fokus di Jawa
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) fokus pada konektivitas infrastruktur transportasi untuk percepatan pembangunan nasional. Konektivitas infrastruktur transportasi tidak hanya dibangun di kota besar saja, tapi juga di Papua.
"Kita juga pikirkan bahwasanya bandara-bandara yang harus dibangun bukan saja bandara besar, seperti Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tapi juga membangun bandara-bandara di Papua,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2017).
Budi Karya menambahkan, masyarakat di Puncak Ilaga, Provinsi Papua, tidak bisa menuju ke tempat lain kecuali dengan menggunakan pesawat. Karena itu, Kemenhub membangun kurang lebih 40 bandara.
"Di Papua, Kalimantan Utara, dan Sumatera Utara kita juga membangun banyak pelabuhan, sebagai konektivitas infrastruktur transportasi untuk mempercepat pembangunan nasional,” kata dia.
Dalam program pengembangan konektivitas, seperti tol laut dan jembatan udara, dilakukan dengan suatu rencana pengembangan transportasi multimoda secara terintegrasi.
Program pemerintah dengan menyediakan moda transportasi alternatif seperti itu diharapkan dapat menyeimbangkan penyebaran pembangunan dan distribusi hingga ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan di Indonesia.
Hal ini, menurut Budi Karya, untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata bagi masyarakat Indonesia.
“Bisa dibayangkan daya beli masyarakat Indonesia bagian timur masih terbatas sekali sehingga pemerintah menyediakan kurang lebih 13 trayek tol laut ke Indonesia bagian timur. Jadi, ketergantungan masyarakat terhadap fasilitas dari pemerintah itu tinggi sekali,” papar dia.
Menhub menegaskan, apa yang dilakukan Kemenhub semata mata agar Indonesia bukan hanya terpusat di Pulau Jawa saja, tapi juga di Indonesia bagian timur. "Papua, Maluku, dan sebagainya adalah bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus mendapat perhatian dan harus tumbuh menjadi suatu daerah yang sama makmurnya dengan daerah di Pulau Jawa," ia berpendapat.
Di samping program konektivitas, Kemenhub juga memiliki program pembangunan untuk mendukung 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional untuk mewujudkan 10 Bali baru.
“Saat ini difokuskan pada tiga kawasan utama, yaitu Danau Toba dengan mengembangkan Dermaga Ambarita, Danau Ajibata, Danau Simanindo, Danau Tigaras dan pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 300 GT,” jelasnya.
Untuk Kawasan Borobudur, ada pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulon Progo yang direncanakan beroperasi tahun 2019 dan pembangunan kereta api akses Bandara Baru Yogyakarta – Magelang.
Untuk Kawasan Mandalika, dibangun Dermaga Moveable Bridge III Pelabuhan Penyeberangan Lembar.
“Bandara Adisumarmo sendiri kita akan lakukan pengembangan lebih baik dan bangun konektivitas antara Stasiun Balapan dengan KA Bandara sehingga saudara kita dari Madiun atau Klaten bisa secara langsung ke Adisumarmo, bukan hanya ke Yogyakarta saja. Dengan itu maka konektivitas Borobudur, Yogyakarta, Solo dan Semarang itu menjadi satu dan itu memberikan satu kemudahan bagi masyarakat,” ucap Budi.
Advertisement