Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Selasa karena pelemahan nilai tukar dolar AS. Mata uang Amerika Serikat ini jatuh ke posisi terendah dalam tiga tahun.
Namun, berakhirnya ketidakpastian yang diciptakan oleh penutupan pemerintahan AS selama tiga hari membatasi penguatan harga emas.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Reuters, Rabu (24/1/2018), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke level US$ 1.337,36 per ounce pada pukul 01:38 waktu New York, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam satu pekan di US$ 1.339,09 per ounce.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik US$ 4,80 atau 0,4 persen ke level US$ 1.336,70 per ounce.
"Kelanjutan pelemahan pada dolar AS memberikan dukungan kepada harga komoditas termask emas di seluruh perdagangan," jelas analis High Ridge Futures di Chicago, David Meger.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indeks Dolar AS
Indeks dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah dana kepercayaan konsumen di Eropa melonjak.
Hal ini menjadi momentum yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa sehingga mendorong penguatan nilai tukar mata uang euro dan melemahkan dolar AS.
Penurunan nilai tukar dolar AS ini menjadi pendorong penguatan komoditas atau aset-aset yang berdenominasi dolar karena harganya menjadi lebih murah bagi pelaku pasar yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang lainnya.
Harga emas hampir tidak terpengaruh oleh penutupan operasional pemerintahan AS. Harga emas tetap menguat saat pemerintahan di bawah Presiden Donald Trump tidak beroperasi selama tiga hari kemarin.
Advertisement
Penguatan Saham
Sayangnya, harga emas tidak bisa melonjak tinggi karena penguatan harga saham. Pelaku pasar memindahkan portofolionya ke ekuitas karena harganya terus menguat.
Pada penutupan perdagangan Selasa, indeks acuan S&P 500 menguat 6,17 poin atau 0,22 persen menjadi 2.839,14. Sedangkan Nasdaq Composite menambah 52,26 poin atau 0,71 persen menjadi 7.460,29.
Saham Netflix menyentuh level tertinggi di US$ 257,71 dalam perdagangan intraday dan akhirnya ditutup di angka US$ 250,29 atau menguat hampir 10 persen. Shaam perusahaan yang menyediakan layanan teknologi ini mampu menembus kapitalisasi pasar US$ 100 miliar.