Profesor Jerman Prediksi Indonesia Akan Jadi Negara 4 Besar Dunia pada 2050

Setelah mendengar presentasi dari Kohl, Airlangga semakin optimistis dengan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2018, 16:45 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 16:45 WIB
Menperin Airlangga Hartarto bertemu dengan Prof Dr Ing Holger Kohl dari Berlin University
Menperin Airlangga Hartarto bertemu dengan Prof Dr Ing Holger Kohl dari Berlin University

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Jerman selama beberapa hari. Salah satu tempat yang ia kunjungi adalah lembaga riset Fraunhofer. Di sana, Airlangga bertemu dengan Prof Dr Ing Holger Kohl dari Berlin University.

Sesuai dengan rencana, Airlangga datang ke Jerman untuk berguru soal implementasi industri 4.0 atau era industri digital. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Kamis 3 Mei 2018 itu, Kohl mengatakan kepada Airlangga bahwa dia melihat Indonesia adalah sebuah negara yang prospektif di era industri digital ini.

Dalam presentasinya, Kohl memprediksi sekitar 30 tahun mendatang Indonesia akan masuk menjadi empat negara besar dunia. "Pada 2050 Indonesia akan menjadi negara kuat secara ekonomi," ujar Kohl.

Dia menyebut, 15 tahun yang akan datang Indonesia akan memasuki masa bonus demografi di mana penduduknya akan didominasi oleh usia produktif. Hal tersebut akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Beberapa negara di Asia yang sudah memasuki masa bonus demografi, seperti Jepang, China, Singapura, dan Thailand, mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat. "Saya kira Indonesia juga seperti itu," tutur Kohl.

Setelah mendengar presentasi dari Kohl, Airlangga semakin optimistis dengan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. "Saya selalu optimistis, jadi masa iya Indonesia bubar pada 2030," ucap Airlangga.

Tak hanya profesor dari Jerman saja yang menyebut Indonesia akan masuk empat besar dunia pada 2050. Survei yang dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers (PWC)--penyedia--jasa auditor terbesar di dunia pun menyebut hal yang sama.

Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia akan mendorong generasi muda agar siap memasuki era revolusi industri keempat ini. Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) ini, Indonesia juga berkaca pada Jerman yang menjadi pionir. "Kami mungkin bisa bekerjasama dengan Fraunhover bagaimana meningkatkan penyerapan tenaga kerja di suatu sektor," kata Airlangga.

Pemerintah telah menyiapkan peta jalan Making Indonesia 4.0, sebagai salah satu program dalam menghadapi dunia digital. Atau kini disebut revolusi industri keempat. "Revolusi industri keempat akan menjadikan Indonesia negara terbesar keempat, 100 tahun Indonesia merdeka," ujar Airlangga.

Menperin Airlangga Hartarto bertemu dengan Prof Dr Ing Holger Kohl dari Berlin University
Menperin Airlangga Hartarto bertemu dengan Prof Dr Ing Holger Kohl dari Berlin University

Revolusi industri 4.0 serap tenaga kerja

Pada pertemuan itu, Kohl juga mengatakan bahwa penerapan industri 4.0 di Jerman sama sekali tidak mengurangi lapangan pekerjaan. Justru malah banyak menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Karena itu, Airlangga ingin berkaca pada Jerman. "Jadi rencana Fraunhofer di Indonesia agar pengembangan riset dan teknologi bisa diolah," ujar Kohl.

Airlangga menambahkan, kunjungan kerja ke Jerman ini juga untuk menjalin kerja sama dengan Fraunhofer agar meningkatkan penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor, terutama industri digital.

Karena itu, menurut Airlangga, research and development (RnD) atau di Indonesia disebut Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)-merupakan faktor yang sangat penting. "Tujuannya adalah menjembatani perbedaan inovasi antara teknologi dan RnD," tuturnya.

Reporte: Rohimat Nurbaya

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya