Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyatakan perkembangan teknologi bukan merupakan ancaman bagi tenaga kerja Indonesia. Dengan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, teknologi justru membuka lebih banyak lapangan kerja.
Airlangga mengungkapkan, di balik perkembangan teknologi seperti robot dan platform e-commerce, ada jenis pekerjaan baru yang muncul.
"Apakah teknologi digital itu mengurangi lapangan pekerjaan? Jawabannya terbalik, bahwa ini menciptakan lapangan pekerjaan. Karena dibalik robot ada manusia, dibalik ada e-commerce platform ada call center, ada software programmer, ada costumer service dan ada banyak hal," ujar dia dalam acara Inspirato di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Oleh sebab itu, Airlangga mengajak generasi muda Indonesia untuk tetap optimistis dan tidak khawatir jika teknologi baru yang muncul justru menjadi ancaman.
"Ini totaly mencreate job. Jadi jangan ada stigma jika kemajuan teknologi itu mengurangi opportunity tapi yang kita lihat teknologi meningkatkan kesempatan produktivitas dan opportunity," ujar dia.
Airlangga Hartarto mengatakan, jika negara lain mempunyai faktor yang bisa mendorong perkembangan teknologi, Indonesia mempunyai SDM yang siap menjadikan teknologi digital sebagai pendorong penyerapan tenaga kerja dan ekonomi.
"Kalau negara lain punya password untuk mendorong teknologi digital, bagi Indonesia adalah enhancing human talent. Kunci dari Indonesia adalah humas talent," ujar dia.
Pemerintah Bangun Sekolah Tinggi di Kawasan Industri
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto menjadi pembicara di Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-10 di Hotel Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta, Selasa 24 April 2018. Di depan para pengusaha, Airlangga membeberkan soal roadmap perekonomian Indonesia menuju industri 4.0.
Airlangga menyoroti soal penyediaan sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong era revolusi industri 4.0. Kata dia, sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu faktor yang tidak bisa lepas dari industri, meski, lanjutnya, saat ini sudah memasuki era industri digital.
"Kami menciptakan vokasi dan politeknik untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 ini. Nanti di setiap kawasan industri ada politeknik, " ujar Airlangga Hartarto.
Airlangga mengatakan, salah satu politeknik dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah. Morowali menjadi perhatian pemerintah karena pertumbuhan perekonomiannya yang sangat pesat.
Adapun pertumbuhan ekonomi di Morowali mencapai 60 persen atau 12 kali dari pertumbuhan ekonomi nasional.
"Seperti di Morowali ada laboratorium metalurgi itu lebih bagus dari universitas negeri yang ada saat ini," ucap Airlangga.
Morowali merupakan salah satu penghasil nikel terbaik di Asia Tenggara di mana hasilnya diubah menjadi stainless steel atau baja. Di Morowali juga sudah dibangun smelter atau tempat pengolahan logam agar lebih bernilai.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Morowali, kata Airlangga, pemerintah tak hanya menyediakan laboratorium metalurgi yang bagus. Namun, rektornya juga difasilitasi dengan baik, termasuk masalah gaji.
"Rektornya digaji lebih tinggi dari rektor di perguruan tinggi lain," tuturnya.
Selain di Morowali, beberapa politeknik dan vokasi juga sudah dibuat di Bandung, salah satunya berlokasi dekat STT Telkom. Di sana ada program pelatihan startup untuk anak-anak muda. Kemudian yang sudah berhasil bisa memberikan beasiswa kepada mahasiswa lainnya.
"Ini politeknik lebih bagus dari NHI yang dulu dibuat di Bandung," ucapnya.
Airlangga berharap roadmap dan berbagai inovasi yang dilakukan pemerintah ini disambut para pengusaha anggota Apindo. Sehingga, ketika menuju revolusi industri 4.0 ini semuanya bergerak beriringan baik itu pemerintah, pengusaha dan sumber daya manusia.
"Jadi implementasinya ada di sana (pengusaha) dan roadmap-nya ada di kami di pemerintah," ucap Airlangga Hartarto.
Advertisement